
MATI: Warga di Kelurahan Magersari, Kota Magelang, menunjukkan keran yang telah dibuka tapi air dari PDAM tidak juga mengucur. (Adi Daya Perdana/Radar Jogja)
RADARJOGJA.CO.ID – Warga Kelurahan Magersari, Kota Magelang, memiliki harapan besar agar distribusi air bersih dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) bisa normal. Hampir setiap hari warga harus bangun dini hari untuk mendapatkan air. Aliran air di wilayah itu sangat kecil dan tidak lancar, bahkan sering mati.
Menyikapi kondisi ini, perwakilan warga sudah mendatangi kantor PDAM di Jalan Veteran, Kota Magelang. Warga mengadu ke petugas terkait matinya aliran air bersih yang sudah berlangsung beberapa bulan terakhir.
“Warga sudah mengajukan persoalan mampetnya air bersih ke PDAM dengan melampirkan nota rekening tagihan,” ujar salah satu tokoh masyarakat RT 06 RW 07 Kelurahan Magersari Slamet Komari.
Di PDAM, ia bertemu Kasubag Produksi dan Distribusi PDAM Kota Magelang Daru Santoso. Nota dari delapan perwakilan warga sengaja dibawa karena jika ada laporan kerusakan terkait saluran air bersih, biasanya memang diminta menunjukkan rekening.
Selain tidak lancarnya distribusi, warga juga mengeluhkan soal tagihan air yang mengalami peningkatan. Dari bulan ke bulan, tagihan air mengalami peningkatan, padahal aliran air tidak lancar. Warga pun merasa sangat terpukul.
Slamet mengungkapkan, rata-rata tagihan air PDAM miliknya sekitar Rp 22 ribu per bulan. Namun ia kaget tagihan bulan berikutnya Rp 56 ribu. Padahal pemakaian airnya rata-rata setiap bulan sama, tidak mengalami perubahan signifikan.
Ia juga mempertanyakan naiknya golongan pelanggan air bersih atas nama dirinya. Sebelumnya Slamet masuk kategori pelanggan Golongan IIA1, yaitu golongan rumah tangga rendah. Namun tiba-tiba diketahui sudah naik golongan menjadi IIA2, yaitu pelanggan rumah tangga menengah.
Warga lain, Yulaika, 36, RT 06 RW 04 Magersari juga mengaku tagihan air bersih mengalami peningkatan. Rata-rata tagihan yang ia bayar Rp 30 ribu per bulan.
“Namun tanpa pemberitahuan dahulu, tagihannya meningkat Rp 40 ribu hingga Rp 60 ribu per bulan,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua RT 06 Susanto menjelaskan, total warga RT 06 dan RT 07 Kelurahan Magersari mencapai sekitar 60 KK. Jika dirata-rata setiap KK dihuni tiga jiwa, maka jumlahnya mencapai 180 jiwa.
“Dari jumlah itu, hampir semua warga merasakan tidak lancarnya distribusi air bersih,” ujarnya.
Dengan kondisi ini, warga pun merasa sangat kerepotan. Selain aliran airnya tidak lancar, beban warga ditambah dengan tagihan yang mahal.
Direktur PDAM Kota Magelang Muh Haryo Nugroho saat didatangi kantornya untuk dikonfirmasi, dikabarkan sedang rapat. Wali Kota Sigit Widyonindito mengaku akan meneruskan informasi tidak lancarnya air itu ke PDAM. Setelah itu, bisa saja akan ditangani. “Baik, langsung kita teruskan ke PDAM,” katanya. (ady/dem)