MUNGKID – Calon Presiden (Capres) Prabowo Subianto menyatakan organisasi Islam yakni Nahdlatul Ulama (NU) merupakan organisasi penting di Indonesia. NU merupakan organisasi yang diisi oleh mayoritas pemeluk agama Islam. Untuk itu, keberadaan kiai NU punya nilai penting. Terutama saat bangsa Indonesia dihadapkan dengan berbagai masalah. “Selama ini, kiai-kiai di negeri ini berperan penting untuk menjaga perdamaian NKRI. Tokoh-tokoh kiai besar selalu tampil saat krisis bangsa melanda. Ketika negara sedang dalam keadaan genting, kiai-kiai berusaha untuk mengawal agar Negara ini damai,” ujar Prabowo saat teleconference di hadapan sekitar 200 kiai se-Karesidenan Kedu pada acara Workshop dan Lailatul Ijtima’ untuk menyikapi Pilpres 2014 di Pondok Pesantren Ushuluddin Desa Ngadirejo, Kecamatan Salaman, Jumat malam (4/7).
Prabowo menyatakan, selalu berkonsultasi kepada kiai ketika terjadi hal-hal krusial menyangkut bangsa dan negara. Untuk itu, di masa pemerintahan mendatang, tegasnya, NU harus berada di dalam bersama organisasi Islam lain. “Ketika mendapat amanah dari rakyat, NU akan menjadi bagian penting dari Istana bersama dengan organisasi islam lain. Saya memberi ruang bagi NU untuk terlibat dalam pemerintahan kami mendatang,” kata dia.Pengasuh Pesantren Ushuluddin KH Manshur Hadziq menyatakan, kiai perlu mengerti peta politik dan mempunyai gambaran yang jelas tentang Pilpres 2014. Kiai-kiai yang ada di kawasan Kedu, perlu mempunyai peta utuh tentang Pilpres 2014. “Tidak hanya mendapat informasi dari media massa dan televisi. Akan tetapi harus punya akses langsung untuk mendengar komitmen dari calon presiden. Agenda berkumpulnya kiai-kiai penting yang tersebar di kampung-kampung Magelang, Temanggung, Purworejo, dan Kebumen ini menjadi sangat signifikan,” jelasnya.
Fasilitator Workshop Dr Thonthowi mengaku pihak penyelenggara sudah mencoba menghubungi kedua calon presiden. Yakni, Prabowo Subianto dan Joko Widodo. Namun, kata dia, hanya Prabowo yang menyampaikan sambutan pada malam itu. “Kami sudah mencoba berkomunikasi dengan kedua capres untuk mendengar secara langsung apresiasi, visi misi, dan komitmen terhadap Nahdliyyin dan pesantren. Namun, hanya Pak Prabowo Subianto yang mau menyapa secara langsung dengan kiai-kiai di Karesidenan Kedu ini,” terangnya.Menurut dia, workshop dan lailatul ijtima’ ini menjadi agenda krusial di tengah berbagai informasi positif dan negatif yang beredar menjelang pilpres. Forum ini menjadi tabayyun dan diskusi kiai-kiai dengan calon presiden, tentang komitmen dan apresiasinya terhadap perkembangan pesantren. (ady/amd)

Magelang