RADAR JOGJA – Umumnya, kebaya digunakan untuk menghadiri acara-acara formal. Tetapi di tangan Desainer Kukuh Hariawan, kebaya lebih fleksibel keluar dari pakemnya. Kukuh ingin kebaya yang diberi nama adhikari ini lebih dekat dengan masyarakat dan mendunia. Inilah maha karya Kukuh.

Seorang model berjalan di antara stan dekor pengantin. Dia mengenakan kebaya berwarna hitam dengan bagian ekor gaun yang menjuntai indah. Motifnya berwarna emas. Di kejauhan, tak kalah cantik kebaya berwarna pink berbalut motif tumbuhan dipadukan dengan kain batik berwarna soft keunguan berpadu dengan warna emas. Ada kebaya berkerah dan sedikit terbuka tetapi elegan.

Rupanya, maka karya Desainer Kukuh Hariawan ini dipamerkan oleh 10 model, dalam fesyen show Kebaya Adhikari melalui event Ikatan Penyelenggaraan Pesta Tradisional Yogyakarta (IKAPPESTY) di Jogja City Mall (JCM), Minggu (16/1).

Melalui fesyen show ini Kukuh ingin mengingatkan kembali pentingnya berkebaya. Kebaya merupakan budaya tanah air. Merupakan citra dan jati diri Indonesia. Oleh sebab itu perlu dilestarikan. Mengedukasi generasi muda mengenakan kebaya.

Dia ingin mengajak masyarakat berkebaya setiap hari. Dengan gagasan kebaya every day, dia ingin merancang kebaya yang lebih fleksibel. Yakni memadukan kebaya dengan baju keseharian. Tidak hanya untuk pesta. Tetapi lebih ke gaya casual dan sporty. Kebaya bukan hanya digunakan bagi mereka yang feminim melainkan juga perempuan bergaya tomboy.

“Saya ingin, kebaya ramah bagi semua kalangan. Agar nyaman dikenakan, kebaya akan dimodifikasi dipadukan dengan bahan hang lebih adem, kaos dan lainnya, ini konsep besar saya,” kata desainer asal Wonosobo ini.

Dia menjelaskan, 10 kebaya yang ditampilkan tadi, dipadukan dengan motif kawung, sidoasih, truntung dan lainnya. Beberapa kebaya juga ditampilkan dengan desain agak terbuka. “Secara karakter dari kebaya adhikari seperti itu,” sambungnya.

Diceritakan, proses menciptakan kebaya-kebaya itu, tidak muncul secara instan. Dia justru terinspirasi dari alam. Tinggal di Wonosobo yang kencenderungan masih asri menjadi sumber inspirasinya.

“Saya berharap generasi saat ini bangga mengenakan kebaya,” ucapnya dengan penuh semangat.

Kebaya Adhikari bukan kali pertama di pamerkan. Pada 2019 lalu, Kukuh memamerkan kebaya ini melalui ajang fesyen show bergengsi di Perancis. Bahkan dia mendapatkan apresiasi dari tamu undangan dari berbagai negara. Mereka antusias melihat karya koleksinya. Hingga kebaya buatannya pun dilirik seorang dokter asal Amerika Serikat. Beberapa set kebaya terjual. Di Pasar Internasional karyanya laku 4.000 US Dolar. Atau jika dirupiahkan senilai Rp 57,2 juta. Nilai fantastis dari sebuah kebaya.

“Kami akan melakukan penetrasi budaya kepada masyarakat Internasional,” ungkapnya.

Manager Kebaya Adhikari Ratu Alma Adiba menambahkan, Kebaya Adhikari terus mengepakkan sayap dengan konsep ramah di semua kalangan. Dengan desain yang limited edition, Kebaya Adhikari ingin menghilangkan stigma standarisasi perempuan mengenakan kebaya. “Beauty to your day,” tandasnya. (mel/ila)

Lifestyle