
BRAND SENDIRI: Stevi, owner Jims Honey menunjukkan beberapa produk fesyen-nya. Ia kini telah memiliki 500 reseller Jims Honey di Jogjakarta. (ERLIN LUTVIA FOR RADAR JOGJA)
RADAR JOGJA – Stevi, owner Jims Honey, sebuah produk fesyen lokal di Indonesia mulai meniti karirnya di tahun 2014. Saat itu, ayahnya sempat sakit hingga usaha milik sang ayah mulai menurun. Berangkat dari keadaan itu, bermodalkan Rp 2,5 juta dari sang ayah, Stevi yang sedang melanjutkan studi S2 ketika itu di Jogja, memilih untuk memulai usahanya sendiri.
Stevi membangun usahanya dengan mulai menjual tas dan dompet keluaran Tiongkok bersama saudaranya. Perempuan asal Pontianak ini memberanikan diri memulai usaha di usianya yang masih muda. Tentu ia harus rela mengorbankan masa mudanya. “Mau nggak mau harus berbisnis. Meninggalkan masa muda, seharusnya bisa jalan-jalan kaya teman yang lain tapi saya nggak bisa,” aku Stevi.
Sempat mengalami kesulitan dalam proses impor barang, tak membuat Stevi berhenti. Berawal dari hitungan jari, kini ia bisa menjual seribu tas best seller per harinya. “Awalnya dua tas aja seneng, terus kami mulai promosi ke teman-teman,” ujar Stevi. Hingga di tahun 2015, Stevi berhasil membangun brand miliknya sendiri, Jims Honey.
Tak jarang, di awal karir, ibu satu anak ini mengaku mendapatkan nyinyiran dari teman dan kakak tingkatnya sewaktu kuliah dulu. “Iya, pasti ada. Bahkan dulu aku juga jualan di Sunmor (Sunday Morning), dihafalin sama kakak tingkat,” tuturnya.
Lahir dari keluarga pebisnis tak menjadikan Stevi sebagai perempuan yang manja. Bahkan, saat ayahnya sakit, perempuan kelahiran 27 Januari 1992 ini juga membantu biaya kuliah adiknya di Jakarta. “The power of kepepet, mau nggak mau harus kerja untuk makan, bayar kos, dan punya adik yang baru kuliah di Jakarta. Mau nggak mau saling bantu,” terangnya.
Memilih nama honey sebagai brand-nya juga bukan tanpa alasan. Owner dengan omzet hingga Rp 1 miliar per bulan ini bercerita mengenai madu yang bermanfaat bagi siapa saja. Begitu pula dengan harapannya agar Jims Honey dapat membantu semua orang, khususnya untuk perekonomian mereka. Kini, perempuan yang sedang mengandung anak kedua itu telah memiliki 500 reseller Jims Honey di Jogjakarta.
“Buktinya saya yang dulu tidak punya apa-apa di sini, sekarang bisa memiliki beberapa aset. Begitu juga dengan reseller, yang dulu cuma menjadikan ini pekerjaan sampingan, sekarang jadi mata pencarian utama mereka,” ujarnya.
Stevi yang mengaku usahanya sempat terganggu saat pandemi, mulai berinovasi dengan banyak hal. Salah satunya dengan memanfaatkan Tik Tok sebagai media promosinya. Kini, omzetnya mulai membaik bahkan meningkat dari sebelumnya. “Juni mulai normal dan omzet reseller naik 20 hingga 30 persen,” lanjutnya.
Untuk melebarkan sayap bisnisnya, Stevi mulai berinovasi untuk mengeluarkan produk terbaru. Tak hanya dompet, tas, dan jam, Jims Honey juga mengeluarkan produk power bank. Ke depan, ia berencana untuk mengeluarkan produk kotak makan dan tumblr.
Jims Honey yang menyediakan berbagai produk dengan harga terjangkau ini membuka kesempatan bagi siapa saja yang ingin menjadi reseller. Hanya dengan membeli satu produk Jims Honey, pembeli dapat bergabung menjadi reseller. Stevi menambahkan, pihaknya akan memberikan bimbingan untuk para reseller-nya. (sce/laz)