SECARA MERIAH: Dinas Kebudayaan atau Kundha Kabudayan Kabupaten Kulonprogo siap menggelar tradisi Nyadran Agung. Diawali pengajian dan mujahadah (13/3), dilanjutkan puncaknya Selasa (14/3).(DOK DINAS KEBUDAYAAN KP)
RADAR JOGJA – Dinas Kebudayaan atau Kundha Kabudayan Kabupaten Kulonprogo akan kembali menggelar tradisi Nyadran Agung setelah beberapa tahun sebelumnya sempat terhenti akibat pandemi Covid-19. Seratus event budaya juga sudah disiapkan untuk memeriahkan tahun 2023.
Kepala Kundha Kabudayan Kabupaten Kulonprogo Niken Probo Laras mengatakan, tradisi Nyadran Agung akan digelar selama dua hari hingga Selasa (14/3) mendatang. Sedikitnya 20 gunungan akan dikirab kemudian dirayah (diperebutkan) oleh masyarakat.
Kegiatan ini tidak hanya diikuti seluruh OPD di lingkungan Pemkab Kulonprogo, tetapi juga akan dihadiri sejumlah warga Kulonprogo yang menjadi pejabat di luar daerah. Di antaranya Bupati Tanah Laut Provinsi Kalimantan Selatan Sukamta dan Wakil Wali Kota Banjarbaru Provinsi Kalimantan Selatan Wartono.
“Prosesi Nyadran Agung akan diawali pengajian dan mujahadah pada Senin (13/3). Kemudian puncaknya Selasa (14/3) siang. Tahun 2020 vakum karena pandemi dan 2021, 2022 kita gelar secara terbatas. Nah di 2023 kita bisa menggelar Nyadran Agung secara meriah,” ucapnya.
Dijelaskan, Nyadran Agung merupakan bagian penting dalam agenda ‘Calendar of Event 2023’, karena menampilkan kearifan lokal masyarakat sehingga jadi ikon daerah. “Selain untuk mempertebal iman dan takwa kepada Tuhan dan sarana kirim doa untuk leluhur, Nyadran Agung juga ajang silaturahmi menjalin persaudaraan antarmasyarakat maupun kepada pemerintah serta melestarikan adat tradisi lokal,” jelasnya.
Kabid Adat Tradisi Lembaga Budaya dan Seni Wruhantoro menambahkan, dari 20 gunungan, tiga di antaranya gunungan utama berisi item berbeda. Gunungan pertama berisi apem bermakna nyuwun pangapunten (permohonan ampunan kepada Tuhan atas segala kesalahan manusia, Red). Gunungan kedua berisi tumpeng mengandung simbol doa keselamatan. Gunungan ketiga terdiri hasil bumi bermakna ungkapan rasa syukur kepada Tuhan telah memberi kelimpahan rezeki,” ucapnya.
Semua gunungan akan dibawa oleh bregada dari depan Kantor DPRD ke Pendapa Rumdin Bupati dilanjutkan pagelaran wayang kulit. Event lainnya, festival dalang wayang kulit kategori anak dan remaja. (tom/laz)
