RADAR JOGJA – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kulonprogo membutuhkan penambahan Markas Komando (Mako) Pemadam Kebakaran (Damkar). Hal itu penting untuk respons cepat kebakaran di wilayah Kulonprogo.

Harapan itu pun mendapat dukungan dari DPRD Kulonprogo. Ketua Komisi III DPRD Kulonprogo Nur Eni Rahayu mengatakan, tidak hanya menambah Mako Damkar,  peralatan pencegahan dan penanganan kebakaran di BPBD Kulonprogo juga butuh disempurnakan. “Penambahan armada maupun mako dibutuhkan untuk bisa cepat dalam memadamkan api ketika terjadi kebakaran. Unit damkar saat ini hanya standby di Wates,” ucapnya, kemarin (4/9).

Menurutnya, antisipasi kebakaran yang dilakukan BPBD Kulonprogo sejauh ini juga sudah cukup baik. Yakni dengan sosialisasi serta imbauan kepada masyarakat. Namun hal itu tidak bisa efektif selama sarana dan prasarana pendukung di BPBD masih jauh dari kata memadai. “Idealnya tidak hanya satu mako pemadam kebakaran, perlu di tambahan termasuk unit armadanya,” ujarnya.

Kepala Pelaksana BPBD Kulonprogo Joko  Satyo Agus Nahrowi mengatakan, penambahan mako damkar diperlukan untuk mencapai respon time di bawah 15 menit di seluruh wilayah Kulonprogo. Selain Wates, Mako damkar di Nanggulan untuk merespons kebakaran di wilayah utara sudah dibangun. “Kalau idealnya butuh penambahan empat mako. Wates, Nanggulan, Galur atau Lendah, dan Temon,” ucapnya.

Dijelaskan untuk Mako Nanggulan, berlokasi di dekat Puskeswan. Setelah jadi dan diserahterimakan, tentu butuh penambahan unit damkar berikut petugas yang mengoperasikannya. “Mako Nanggulan sudah jadi, namun untuk armadanya mungkin baru terealisasi di 2023. Tahun depan baru dianggarkan satu,” jelasnya.

Sementara Mako damkar di Temon juga dibutuhkan menyusul hadirnya bandara internasional dan pembangunan sejumlah hotel di sekitarnya. “Perlu ada Mako yang resprestantif di Temon. Sarprasnya juga diharapkan bisa lebih canggih sebab bangunan hotel di sana tinggi-tinggi,” katanya.

Menurutnya, mako damkar di setiap wilayah untuk mendukung cakupan wilayah yang lebih luas. Setiap mako idealnya memiliki dua unit mobil pemadam kebakaran. Dengan sebaran empat Mako Damkar ini penanganan kebakaran akan lebih cepat menjangkau wilayah-wilayah pelosok. “Mako Nanggulan juga bisa merespons Kalibawang, Samigaluh, Girimulyo, Mako Galur bisa menjangkau Lendah, Panjatan dan Mako Temon sekitar bandara. Sejauh ini ketika terjadi  kebakaran di wilayah Temon untuk respon time 15 menit dari Mako Damkar Wates tidak mampu.” ujarnya. (tom/din)

Kulonprogo