RADAR JOGJA – Pasca Idul Adha 2022, sebaran kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) di wilayah Kabupaten Kulonprogo melandai. Tercatat hingga Senin (25/7) total PMK tercatat 1.137 kasus, 738 ekor di antaranya berhasil sembuh. Tingkat kesembuhan mencapai 64 persen.

“Sejauh ini, kasus PMK yang terjadi di Kulonprogo tercatat ada 4 ekor ternak mati, 11 ekor potong paksa dan kini tinggal tersisa 384 kasus saja,” ucap Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kabupaten Kulonprogo Aris Nugroho, kemarin (26/7).

Dijelaskan, pihaknya terus memberikan pengobatan terhadap hewan ternak yang bergejala dan positif terjangkit PMK. Surveilans harian juga terus dilakukan di sentra-sentra ternak di wilayah Kulonprogo. “Kami mendapatkan alokasi vaksin tambahan untuk pencegahan PMK sebanyak 1.300 dosis. Terdiri dari 1.000 dosis untuk vaksin tahap pertama dan 300 dosis untuk tahap kedua,” jelasnya.

Ditambahkan, per Selasa (26/7) dari total 1.000 dosis vaksin yang dialokasikan sudah disuntikan sebanyak 700 dosis. Rinciannya, 500 dosis untuk hewan ternak di Wates, Nanggulan dan Kokap, dan 200 dosis sisanya menyasar hewan ternak termasuk di Kapanewon Panjatan dan Lendah.Saat ini masih tersisa 300 dosis untuk vaksin tahap pertama. Untuk vaksinasi tahap dua rencana akan dimulai lagi di Bendungan, Kapanewon Wates. “Sebab pemberian vaksin kedua menunggu 4 minggu sejak pemberian dosis pertama, rencana akan dilaksanakan 28 Juli,’’ ucapnya.

Pj Bupati Kulonprogo Tri Saktiyana menegaskan, vaksinasi yang diberikan kepada ternak dalam upaya pencegahan wabah PMK di Kabupaten Kulonprogo. Diharapkan, kerja sama lintas sektor terjalin sinergis untuk mengatasi PMK di Kulonprogo.Data laporan dari Dinas Pertanian DIJ, PMK di Kulonprogo memiliki tingkat kesembuhan paling tinggi se-DIJ. Namun dengan itu semua tidak boleh kemudian menjadi lengah, penyakit ini tidak menular ke manusia, justru manusia yang menjadi vektor menyebarkan PMK ke sapi-sapi yang lainya. “Maka edukasi kepada masyarakat khususnya peternak harus benar,” tegasnya. (tom/din)

Kulonprogo