RADAR JOGJA – Program pengentasan kemiskinan di kabupaten Kulonprogo disorot lantaran masih belum maksimal untuk menurunkan jumlah rakyat miskin. Kalangan legislatif pun mendorong agar pemerintah setempat segera melakukan evaluasi.

Wakil Ketua I DPRD Kulonprogo Ponimin Budi Hartono mengatakan, tingkat kemiskinan di Kulonprogo masih pada angka 18,1 persen dan masuk kategori tinggi. Padahal pemerintah setempat memiliki banyak program-program pengentasan kemiskinan. Sayangnya dampak dari berbagai program itu belum maksimal untuk menurunkan angka kemiskinan di wilayah tersebut.

Untuk itu, lanjut Ponimin, pihaknya mendorong agar pemerintah setempat segera melakukan evaluasi terhadap berbagai program pengentasan kemiskinan. Beberapa program yang kurang berdampak pada penurunan angka kemiskinan pun harapannya segera dirombak agar tidak menghabiskan anggaran.

Terkait dengan program pengentasan kemiskinan di Kulonprogo sendiri, pemkab diketahui memiliki beberapa program prioritas diantaranya bedah rumah, e-warong, bantuan sosial tunai dan bantuan kelompok usaha bersama (KUBe). Program-program tersebut merupakan program yang dibiayai oleh APBD dan APBN, namun masih dirasa kurang maksimal untuk mengentaskan kemiskinan.

“Untuk itu kami minta program penanganan kemiskinan saat ini dievaluasi kembali, sehingga tidak menghabiskan anggaran. Memang kemiskinan di Kulonprogo ini menjadi pekerjaan rumah bersama dan kami di DPRD siap membantu dalam pemetaan data,” ujar Ponimin, kemarin (14/12).

Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kulonprogo Triyono mengakui kalau tingkat kemiskinan di wilayahnya mengalami kenaikan. Dimana pada tahun 2019 lalu tingkat kemiskinan di Kulonprogo berada di angka 17,39 persen, kemudian di tahun 2020 naik menjadi 18,1 persen.

Menurut Triyono, adanya kenaikan angka kemiskinan di Kulonprogo dikarenakan penyebab logis yakni karena situasi pandemi Covid-19. Terlebih lagi selama pandemi tersebut juga terjadi refocusing APBD Kulonprogo sebesar Rp 200 miliar di tahun 2020 dan Rp 71 miliar di tahun 2021.

“Tentu hal tersebut sangat berpengaruh terhadap kemiskinan di Kulonprogo. Di tahun 2021 ini harapan saya angka kemiskinannya bisa turun, minimal sama dengan kondisi sebelum Covid-19 di 2019 atau sekitar 16 persen,” ujar Triyono. (inu/bah)

Kulonprogo