KULONPROGO – Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo ingin memaksimalkan keberadaan Bandara Internasional Yogyakarta (Yogyakarta International Airport/YIA). Dia ingin keterlibatan masyarakat Kulonprogo menyambut operasional minimum YIA. Salah satunya hadirnya showroom produk lokal usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di kawasan bandara berlevel internasional tersebut.

“Kami sudah mendapat tiga lapak di bandara. Kini tengah menyiapkan produk-produk yang dinilai paling layak untuk ada di bandara,” kata Hasto Wardoyo, Jumat (19/4).

Selain itu, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kulonprogo terus menginformasikan semua informasi peluang lapangan kerja yang ada di bandara. Itu mulai dari cleaning servis, ground handling, dan pekerjaan lainnya.

“Kami jelaskan cleaning service di bandara itu begini, jangan gengsi. Hal-hal seperti itu terus kami komunikasikan. Tidak menutup kemungkinan jika ada yang mendaftar di ticketing misalnya, namun tidak diterima lantas yang di ground handling bisa di tukar poisisinya. Itu menjadi tugas dinas mengepaskan sesuai dengan kemampuan warga,” ucapnya.

PDAM Tirta Binangun pun didorong terlibat. PDAM sudah menandatangani nota kesepahaman dengan AP I terkait suplai dan penyediaan air bersih ke bandara. Jaringan sudah disiapkan.

“PDAM memang harus kerja keras untuk membangun jaringan water treatment bandara. Tantangan itu tetap harus kami jawab,” katanya.

Hal lain yang tidak kalah penting agar warga tidak menjadi ”penonton” dengan kehadiran YIA yakni sektor moda transportasi pendukung bandara. Sejauh ini Kulonprogo sudah mulai menguji transportasi di Kulonprogo. Pengujian juga dilakukan luar Kulonprogo. Termasuk wilayah Jawa Tengah di sekitar Kulonprogo.

“Kami masih mencoba menginisiasi sistem Transportasi Online Kulonprogo (TOK) yang sejauh ini sudah ada pagayubannya. Belum lama ini, saya sudah rapatkan dengan pengusaha taksi online supaya layanan jasa transportasi ini menjadi segmen yang baik sehingga bisa terlibat secara sistematis melalui dinas perbuhubungan,” ujarnya.

Transportasi berbasis online di Kulonprogo, ditegaskan Hasto, tidak perlu tergantung dengan star-up yang ada. Kulonprogo bisa bikin star-up baru semisal dengan nama Gojek Kulonprogo (GojeKu). Pengadaan moda trasportasinya tidak menutup kemungkinan dianggarkan melalui APBD. “Kami akan coba buat sambil membentuk sistem transportasi online,” tegasnya. (tom/amd/fj)

Kulonprogo