HENDRI UTOMO/RADAR JOGJA
SOSIALISASI: Sosialisasi Penguatan Modal bagi Koperasi dan UMKM melalui KUR di Kabupaten Kulonprogo hasil kerjasama BRI Cabang Wates dengan Dinas Koperasi dan UMKM Kulonprogo di Gedung Kaca, Kompleks Pemkab Kulonprogo, kemarin (7/4).
KULONPROGO-Pengembangan usaha mikro kecil menengah (UMKM) membutuhkan dukungan dunia perbankan. Namun, di antara mereka masih ada enggan bersinggungan dengan bank. Khususnya terkait agunan.
“Di sinilah peran yang bisa dilakukan koperasi. Koperasi menjadi salah satu rujukan untuk mengatasi masalah tersebut,” kata Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kulonprogo Sri Hermintarti dalam acara Sosialisasi Penguatan Modal bagi Koperasi dan UMKM melalui KUR di Kabupaten Kulonprogo kerjasama antara BRI Cabang Wates dengan Dinas Koperasi dan UMKM Kulonprogo di Gedung Kaca, Kompleks Pemkab Kulonprogo, kemarin (7/4).
Hermintarti menjelaskan, pelaku usaha mirko kecil yang omsetnya masih di bawah Rp 300 juta biasanya saat berhadapan langsung dengan pihak perbankan mengalami kesulitan. Khususnya untuk mengajukan pinjaman pengembangan usaha. Karena harus menyertakan agunan. “Memang bank tidak mensyaratkan agunan penuh. Tetapi banyak para pelaku usaha yang tidak memiliki agunan apapun. Dan itu menjadi kendala,” jelasnya.
Terkait itu pemerintah berharap kendala itu bisa difasilitasi melalui KUR ritail seperti yang berjalan selama ini. Karena dengan KUR ritail pengajuan pinjaman bisa melalui koperasi. Kemudian anggota koperasi yang terkendala agunan bisa dimudahkan.
Namun yang menjadi masalah, KUR ritail sudah melampaui plafon anggaran. Karena itu, diharapkan koperasi-koperasi bisa mendapat perhatian untuk mengakses KUR ritail. “Ini juga bisa meminimalisasi potensi pengusaha kecil terjerat rentenir,”tegasnya.
Ditambahkan, terkait plafon KUR ritail yang sudah melampaui kuota, untuk sementara memang harus ditutup dahulu. Itu sembari menunggu kebijakan baru.
Asisten Manager Bisnis Mikro BRI Cabang Wates Tri Jaka Santoso mengatakan, saat ini anggaran untuk layangan KUR ritail sudah tersalur 115 persen atau sekitar Rp 7 miliar dan sudah terakses se Kulonprogo. Artinya KUR ritali sudah melampaui plafon. Sehingga saat ini yang dibuka hanya KUR mikro.
“KUR ritail itu nominal pinjamannya mulai Rp 25 juta hingga Rp 500 juta. Sudah tersalur 115 persen atau sekitar Rp 7 miliar. Kalau yang KUR mikro baru 43 persen atau sekitar Rp 68 miliar dari total anggaran yang disediakan Rp 157 miliar dan ditargetkan tersalurkan hingga Desember 2016 mendatang,” terangnya.
Menurut Tri, menanggapi harapan pemerintah agar KUR retail dibuka kembali, khususnya untuk kebutuhan koperasi, tetap harus menunggu kebijakan baru atau ijin khusus dari Kantor Wilayah (Kanwil). “Memang harus ada ijin dari Kanwil, dan kemungkinan dibuka kembali masih ada. Karena jika animo dari koperasi memang sangat luar biasa di Kulonprogo, itu bisa dilihat dari sosialisasi yang digelar kali ini,” ujarnya. (tom)