KULONPROGO-Selama 2011 hingga 2015 Pemkab Kulonprogo berhasil melaksanakan program bedah rumah non APBD/APBN. Jumlah rumah yang dibedah sebanyak 696 unit, dengan bantuan stimulan Rp 6,96 miliar. Kegiatan tersebut mampu menyerap dana syawada masyarakat Rp 13.96 miliar.
Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo menyampaikan itu saat Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) 2015 dan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Akhir Masa Jabatan (LKPJ-AMJ) 2011-2016 dalam rapat paripurna (Rapur) DPRD Jumat (18/3).
Menurut Hasto, program bedah rumah yang bersumber dari dana APBN selama lima tahun terakhir sebesar Rp 24,365 miliar dan berhasil untuk membangun 2.082 unit rumah. Sementara dari APBD selama tahun 2013-2015 dengan alokasi Rp 6,725 miliar juga telah dilakukan bedah rumah sebanyak 655 unit. “Sementara dana swadaya masyarakat untuk mendukung program bedah rumah mencapai Rp 13.96 miliar,” jelasnya.
Ditambahkannya, dalam rangka pemberdayaan ekonomi keluarga miskin, pemkab juga telah mengembangkan program pemberdayaan dengan model pola asuh. Yakni setiap masyarakat mampu mendampingi warga miskin dalam wadah Kelompok Asuh Keluarga Binangun (KAKB). “Saat ini, telah tebentuk 136 KAKB Warung dan 205 KAKB Ekonomi Produktif di 231 Posdaya. Inovasi ini pada 2016 masuk sebagai Top 99 inovasi pelayanan publik yang diselenggarakan Kementrian PAN dan Reformasi Birokrasi RI,” ujarnya.
Hasto juga menyampaikan program optimalisasi beras lokal. Menurutnya, setiap tahun Kulunprogo mengalami surplus beras sekitar 34 ribu ton. Kondisi itu dimanfaatkan untuk kerja sama Gapoktan dengan Bulog Divre Jogjakarta untuk mencukupi beras miskin. “Beras lokal Kulonprogo sudah masuk ke Bulog. Sehingga kemudian dikenal dengan beras daerah (Rasda). Sebagai salah satu terobosoan, selain untuk memperbaiki kulaitas beras yang diterima masyarakat miskin, juga untuk meningkatkan pendapatan petani,” terangnya. (tom/din/ong)