GUNUNGKIDUL – Pembangunan Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) sedikit mengalami perubahan. Hal itu disebabkan beberapa kendala, salah satunya untuk menghindari kemacetan di kawasan objek wisata Pantai Baron.
Plt Bupati Gunungkidul Budi Antono mengatakan, saat ini perubahan melingkupi beberapa titik JJLS , di antaranya dekat Baron Teknopark. Namun untuk perubahan dua titik lain, pihaknya mengaku tidak hafal.
“Untuk jalur di Gunungkidul, direncanakan ada tiga titik diubah. Sekarang detail enginering design (DED) sudah diputuskan,” kata Budi Antono kemarin (18/11).
Dia menjelaskan, perubahan skema JJLS merupakan usulan pemerintahan lama. Waktu itu, pemkab mengusulkan ke balai jalan nasional untuk mengubah DED JJLS. Dalam perkembangan, usulan disetujui dan sekarang DED baru sudah jadi.
Menurut dia, pengalihan JJLS sudah sesuai dengan pengembangan pariwisata. Terlebih wilayah terluas di Provinsi DIJ ini juga memiliki Baron Teknopark yang merupakan pusat pengkajian energi terbarukan. “Ke depan memang pengembangan kawasan wisata, terutama wisata pantai, harus terkonsep dengan baik sehingga tidak kacau,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Gunungkidul Edy Praptono mengungkapkan, upaya mengalihkan jalur JJLS bertujuan untuk menghindari kemacetan di areal wisata. “Kami bersama Bappeda (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah) sudah melakukan pengkajian potensi kemacetan, seiring dengan perkembangan pariwisata,” kata Edy.
Kata Edy, jalur tersebut akan menjadi jalur Jatim-Jateng-DIJ dan juga jalur cepat menuju bandara di Kulonprogo, sehingga potensi kemacetan bisa dihindari. Beberapa titik lain yang dialihkan adalah titik Planjan-Tepus. Jalur itu dipotong untuk menghindari TPR.
Kemudian jalur Tepus-Jepitu juga dilakukan perubahan untuk menghindari jalur padat penduduk. “Setelah itu jalur Jeruk Wudel-Duwet pintu masuk dari arah Pracimantoro, Wonogiri, sedikit dilakukan rasionalisasi sehingga lebih dekat,” ujarnya.
Khusus untuk jalur Planjan-Tepus, perubahan mulai jarak 1 kilometer sebelum Baron akan dialihkan langsung menuju Tepus. Untuk jalur Duwet-Jeruk Wudel, sekarang sudah dilakukan pengukuran bidang untuk mengajukan izin pemanfaatan lahan (IPL) dengan lebar jalan 35 meter.
“Rencana kita sesuai DED, tahun 2015 sampai 2016 pembebasan jalur Praci, Duwet-Jeruk Wudel hingga keluar IPL sampai Tepus. Namun kita tunggu saja realisasinya karena kewenangan Bina Marga DIJ,” ujarnya. (gun/laz/ong)

Kulonprogo