KULONPROGO – Sejumlah warga terdampak rencana pembangunan bandara di Kulonprogo beramai-ramai mendatangi bupati di rumah dinas, tadi malam (8/9). Sepuluh yang tergabung dalam Forum Bersama Lembaga Masyarakat itu datang untuk menyampaikan pandangan dan sikap terhadap rencana pembangunan bandara.
Tapi mereka tak berhasil menemui bupati. Alhasil mereka harus puas ditemui oleh Wakil Bupati Kulonprogo Sutedjo dan Sekda Astungkoro. Selain menyampaikan pandangan dan sikap secara lisan, mereka juga membuat pernyataan sikap secara tertulis. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, pertemuan pun berlangsung tertutup.
Perwakilan warga Rapih Juwito menjelaskan, kedatangannya di rumah dinas bupati untuk menyampaikan pandangan dan sikap hasil rangkuman pertemuan lembaga masyarakat di Desa Glagah, Palihan, Sindutan, dan Jangkaran.
“Konsep ini memang sengaja kami sampaikan sebelum sosialisasi yang katanya segera dilakukan di tingkat desa mulai Senin (15/9) pekan depan. Konsep itu meliputi masalah relokasi, dan ruang usaha bagaimana,” kata Rapih, usai melakukan audiensi.
Ia mencontohkan, untuk relokasi, warga meminta luasan lahan serta rumah minimal 300-an m2 per KK, dan gratis. “Kami punya konsep kalau ada lahan PAG atau kas desa, bisa dimanfaatkan oleh warga bagaimana caranya,” tandasnya.
Ketua II Masyarakat Peduli Kulonprogo (MPK) Bayu Puspo Putro yang juga ikut audiensi menambahkan, MPK siap mengawal dan mendampingi proses sosialisasi dan konsultasi publik.
“Kami meyakini kelompok-kelompok kontra pembangunan bandara tidak akan mempengaruhi jalannya sosialisasi, sehingga sosialisasi akan tetap jalan dan bandara tetap akan dibangun di Kulonprogo,” katanya.
Sementara itu Sekda Kulonprogo RM Astungkoro menyatakan, konsep pandangan dan sikap yang disampiakan warga akan disampaikan ke tim PT Angkasa Pura dan tim Provinsi DIJ.
“Masukan-masukan ini akan diberi ruang saat proses konsultasi publik. Sosialisasi kelapangan akan dimulai Senin pekan depan. Dibagi per desa dua atau tiga kelompok, setiap kelompok kisarannya 200-300 orang,” ucapnya. (tom/jko)
Lainnya
Terbaru

Salat Tarawih Pertama, Jamaah Meluber

AEM Retreat Usung Tujuh Prioritas Ekonomi

Pelaku Mutilasi Terancam Hukuman Mati

Salat Tarawih Pertama, Jamaah Meluber

AEM Retreat Usung Tujuh Prioritas Ekonomi

Pelaku Mutilasi Terancam Hukuman Mati

Lebaran, 5,9 Juta Orang Diprediksi Masuk DIJ

Pedagang Kuliner Adakan Menu Buka Puasa

Lindungi Kelompok Marjinal dari Covid-19

Pelaku Mutilasi Dianggap Psikolog Alami Gangguan Jiwa

Erupsi Merapi dan Wahyu Keprabon Sultan Hadiwijaya

Efektivitas Aplikasi Pelayanan Publik di Indonesia

Ruwahan Makam Josari
