
DUKUNG INDONESIA EMAS: Anggota Komisi IX DPR RI Sukamto bicara dalam sosialisasi advokasi program Bangga Kencana BKKBN di Balai Kalurahan Trimulyo, Jetis, Bantul, Selasa (12/10).
RADAR JOGJA – Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) sejak beberapa waktu lalu telah mengubah orientasi kebijakan dalam mengendalikan jumlah penduduk. Lembaga yang dikepalai Hasto Wardoyo itu tidak lagi menjadikan pembatasan kelahiran dua anak cukup sebagai sentral pembangunan nasional.
“Sentral kita sekarang adalah mendorong terwujudnya keluarga berkualitas,” ungkap Inspektur Utama BKKBN Ari Dwikora Tono saat Sosialisasi Advokasi dan KIE Program Bangga Kencana Bersama Mitra Kerja di Balai Kalurahan Trimulyo, Jetis, Bantul, kemarin (12/10).
Ari menjelaskan program Bangga Kencana merupakan akronim dari Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana. Lewat program Bangga Kencana itu, BKKBN berupaya keras mewujudkan keluarga berkualitas dan pertumbuhan penduduk Indonesia yang seimbang agar tercapai Indonesia Maju.
“Indonesia Maju mendukung Indonesia Emas 2045,” jelas mantan kepala Perwakilan BPKP Provinsi Bali ini.
Pejabat kelahiran Jogjakarta 10 Mei 1964 ini menambahkan Presiden Joko Widodo telah meneken Perpres No. 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting. Kepala BKKBN Hasto Wardoyo ditunjuk sebagai ketua pelaksana.
Pelaksana Harian Kepala Perwakilan BKKBN DIJ Rohdhiana Sumariati mengatakan pandemi Covid-19 menaikkan kembali angka stunting atau kekerdilan. Menyikapi itu dibutuhkan upaya pencegahan melalui intervensi gizi spesifik dan gizi sensitif bagi ibu hamil. BKKBN juga melaksanakan program bina keluarga balita atau BKB dan memastikan akses keluarga berencana.
“Salah satu yang ditekankan adalah pengasuhan 1000 hari pertama kehidupan (HPK),” kata Rohdhiana.
Anggota Komisi IX DPR RI Sukamto mengingatkan pembangunan bukan hal soal fisik. Namun juga penyiapan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas sejak dini. Upaya menekan angka stunting merupakan bagian dari upaya membangun keluarga sehat, produktif dan berkualitas.
“Pembangunan keluarga itu dimulai dari ibu. Ingat sumber ketentraman dalam keluarga berada di tangan ibu,” ujar Sukamto.
Dia mendukung berbagai program dan kegiatan BKKBN tersebut. Terutama dalam mewujudkan keluarga berkualitas dengan cara mencegah terjadinya stunting sejak dini. Bentuk pencegahan itu dengan memberikan asupan makanan yang bergizi.
“Gizi dibutuhkan dari bayi di kandungan, balita hingga manula,” katanya.
Bupati Bantul Abdul Halim Muslih juga datang ke lokasi. Halim mengawali sambutan dengan menyanyikan lagu Harta Berharga dalam sinetron Keluarga Cemara.
“Harta paling berharga adalah keluarga. Istana paling indah adalah keluarga. Puisi yang paling bermakna adalah keluarga. Mutiara tiada tara adalah keluarga,” ucapnya.
Dia mengatakan membangun Indonesia harus dimulai dari lingkungan terkecil. Yakni keluarga.
“Selama keluarga tercipta dan terbangun dengan baik, maka membangun negara juga menjadi lebih mudah. Mulailah dari keluarga dan ibu,” ingatnya. (sce/kus/dwi)