RADAR JOGJA – Rencana pembangunan kawasan Aerotropolis Yogyakarta International Airport (YIA) memasuki babak baru. Japan International Cooperation Agency (JICA) telah melaporkan lima hasil kajian kepada Gubernur DIJ setelah sebelumnya melakukan survei.
Aerotropolis ialah sebuah kota dengan tata letak, infrastruktur, dan sektor ekonomi yang berpusat pada bandara. Konsepnya seperti metropolis tapi berada di kawasan pinggir kota.
Senior Representative Japan International Cooperation Agency (JICA) Okamura Kenji mengatakan ada lima kajian pembangunan Aerotropolis YIA yang sudah disampaikan ke Gubernur DIJ. Apabila ada permintaan lanjutan, pihaknya siap membantu.”Juga kalau perlu kami diskusi dengan pihak pemerintah pusat negara Jepang untuk membantu dalam hal pembangunan kawasan YIA atau aerotropolis,” ujarnya belum lama ini.
Kelima program itu meliputi program pembangunan bekerjasama dengan Angkasa Pura I, smart agriculture, smart tourism, pembangunan di sekitar Stasiun Wates dan pembangunan satu model city dengan memanfaatkan sirkular ekonomi. Dalam pembangunan mengedepankan unsur modern dengan tetap menjaga budaya setempat.
Gubernur DIJ Hamengku Buwono (HB) X memperlihatkan keseriusan dalam pembanguan mega proyek Aerotropolis YIA. Badan khusus akan dibentuk untuk proyek yang digadang-gadang dapat mendongkrak ekonomi dan mensejahterakan warga.”Kami akan membuat organisasi sistem manajemen gimana dalam manajemen itu di mana unsur Pemprov DIJ, Kabupaten Kulonprogo. Di samping itu juga ada aspirasi penduduk dari wilayah dalam kawasan itu, jadi kita akan membangun dialog,” tegasnya.
Badan tersebut akan diketuai sendiri oleh HB X. Sebab melibatkan banyak pihak, baik pemerintah kabupaten, pemerintah daerah, pemerintah pusat, masyarakat hingga swasta. HB X menegaskan agar Pemkab Kulonprogo segera mengkaji penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) kawasan aerotropolis YIA.
Sebelumnya, Penjabat (Pj) Bupati Kulonprogo Tri Saktiyana mengatakan pembangunan kawasan aerocity masuk dalam ruang lingkup PT Angkasa Pura I dengan lahan seluas 600 hektar. Terdapat sisa tanah seluas 60 hektar yang bisa dikembangkan. Pengembangan aerocity akan terhubung dengan pembangunan aerotropolis sehingga harus saling mendukung.
“Aerotropolis ini juga terhubung, tersambung, terdukung dengan kawasan Kulonprogo yang lebih luas. Kawasan Kulonprogo akan terdukung, terkoneksi dengan kawasan DIJ yang lebih luas termasuk juga kawasan Jawa Tengah khususnya Purworejo maupun nanti Magelang,” jelasnya. (lan/pra)