RADAR JOGJA – Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Jogja melakukan pemantauan harga bahan pokok (bapok) di Pasar Kranggan, kemarin (21/3). Selain Pasar Kranggan, pemantauan juga dilakukan di sejumlah pasar lain. Ini dilakukan untuk mengetahui harga dan stok bapok mejelang Ramadan 1444 H.

Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kota Jogja Kadri Renggono membeberkan hasil pantauannya. Diketahui, pasokan bapok lancar. Kendati sejumlah harga mengalami kenaikan. “Cabai rawit merah naik, daging ayam juga naik. Beras stabil di harga agak tinggi,” ujarnya usai pemantauan.

Kadri menjabarkan, siklus inflasi di Kota Jogja terpengaruh oleh hari raya keagamaan dan pergantian tahun. Terjadi kenaikan permintaan pada momen-momen tersebut, sehingga berdampak pada harga bapok. “Permintaan sehubungan dengan wisatawan yang masuk ke Kota Jogja,” jelasnya.

Pedagang ayam potong di Pasar Kranggan Simon Ria membenarkan terjadinya kenaikan harga. Dia menjual ayam potong dengan harga Rp 32 ribu per kilogram lima hari lalu. Tapi kemarin, dia menjual ayam potong seharga Rp 35 ribu per kilogram. “Permintaan biasa, tetap landai,” bebernya.

Pria 62 tahun ini mengaku, mampu menjual sebanyak 50 ekor ayam per hari. Pembeli yang berlangganan padanya mayoritas perorangan. “Hotel sudah enggak. Jelang Ramadan ini, katering mulai naik juga permintaannya,” ujarnya.
Sementara Tim Perumusan Kebijakan Ekonomi dan Keuangan Kantor Perwakilan BI DIJ Rifat Pasha mengungkap, secara akumulasi, inflasi di Kota Jogja relatif rendah. Total inflasi pada Januari-Februari berkisar 0,4. “Itu terendah di Indonesia,” ujarnya.

Kendati begitu, Rifat mengatakan angka inflasi tahunan di Kota Jogja mencapai 6,28. “Tapi akumulasi. Melihat akumulasi ini, kami masih optimistis,” tegasnya.
Rifat pun menyebut, akumulasi inflasi pada 2023 masih lebih rendah dibanding tahun lalu. “Tahun ini relatif lebih baik, rendah daripada tahun lalu,” tambahnya. (fat/din)

Jogja Utama