
ANTUSIAS: Murid SD Negeri 1 Jetis saat mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia dengan tema jual beli di Pasar Kranggan (21/3).(SITI FATIMAH/RADAR JOGJA)
RADAR JOGJA – Para murid kelas IV SD Negeri 1 Jetis berjejalan masuk ke Pasar Kranggan kemarin (21/3). Mereka diajak belajar langsung belajar mengenai jual beli. Para siswa, menggenggam buku dan pena, mereka menyusur los-los pasar. Sebentar melihat-lihat, mata sebagian anak tertarik pada jajanan pasar.
Sakira Kolbi Afandi, menenteng satu potong pizza di tangannya. Sementara Rustia Nesya Ahuila membawa sebungkus jananan yang terdiri dari minuman dan penganan tradisional, klepon. “Kami sedang belanja makanan,” ungkapnya pada Radar Jogja saat dihentikan langkahnya akan berpindah dari satu kedai ke kedai lain.
Nesya mengungkapkan, dia dan teman-temannya sedang dalam jam pelajaran. Materi yang tengah dilakukan adalah tawar-menawar di pasar. “Bebas mau belanja apa saja,” bebernya.
Seorang murid lain ikut menghampiri Neysa dan Sakira. Dia adalah Audra Ramadhan. Audra mengaku kerap diajak ke pasar bersama ibunya. Tapi, baru kali ini dia diajak guru ke pasar saat jam pelajaran. “Senang kegiatan di luar seperti ini,” cetusnya.
Wiwid Widowati, guru kelas IV SD Negeri 1 Jetis mengungkapkan, kegiatan yang sedang dilakoni murid-muridnya merupakan implementasi kurikulum Merdeka Belajar. Salah satu metodenya adalah mengajak anak untuk belajar di luar kelas. “Seperti ini, outing class,” paparnya.
Tujuan outing class sebetulnya untuk memecah kebosanan anak. Sebab melulu, anak disuapi materi dalam kelas. Kebetulan, materi pembelajaran bahasa Indonesia yang dipelajari para murid tengah membahas jual beli. “Pembelajarannya untuk jual beli barang ada temanya di pembelajaran bahasa Indonesia,” lontarnya.
Oleh sebab itu, dia bersepakat dengan Sri Utami Kumala Dewi untuk bersama-sama mengajak murid ke Pasar Kranggan. Jadilah dua kelas 4, A dan B menjajal sistem jual beli secara tradisional. “Harapannya, supaya anak-anak terbiasa di pasar tradisional, mengerti harga, anak bisa berbelanja sendiri, dan mandiri. Tidak bergantung pada orang tua,” sebutnya. (fat/eno)