RADAR JOGJA – Meski sudah di bawah rerata nasional, Pemkot Jogja tetap fokus dalam penanganan stunting. Itu karena stunting pada balita bisa berpengaruh pada masa depannya.

Penjabat Wali Kota Jogja Sumadi mengatakan, angka stunting di Jogja sudah berada di bawah tingkat nasional. Dia menyebut, sekarang Kota Jogja berada pada angka 10,8 persen sedangkan di nasional 14 persen. “Stunting ini harus ditekan, karena stunting merupakan masalah kesehatan masyarakat yang kompleks dan harus menjadi perhatian kita bersama,” ujarnya dalam pertemuan di Balai Kota Jogja, Senin (13/3).

Sumadi juga mengatakan, pada 2021ada 20 lokasi fokus stunting yang sudah bisa selesai. Kemudian di 2022 ada 25 dan nanti targetnya di 2024 ada 30 fokus lokasi.”Ini adalah sebuah langkah dan upaya yang terus kita lakukan, dan kita harus terus maju untuk semua wilayah bisa kita tangani dengan baik,” tambah Sumadi.

Di samping stunting Sumadi juga mengatakan bahwa harus menekankan angka gizi untuk tumbuh kembangnya anak. “Kami tidak bisa sendiri untuk melaksanakan hal itu makannya kita harus bekerja sama untuk menanggani kasus stunting tersebut,” ungkapnya.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Jogja Agus Tri Haryono menambahkan bahwa upaya untuk menanggulangi stunting kota Jogja melalui alokasi intervensi gizi sensitif yang merupakan intervensi di luar sektor kesehatan yang melibatkan kolaborasi OPD pada pelaksanaannya.”Intervensi ini menyasar pada area rumah layak huni, sanitasi, monitoring kelompok rentan, keanekaragaman pangan, sampai sosialisasi pada ibu hamil dan posyandu,” tutur Agus.

Agus juga mengatakan Pemkot Jogja meliliki komitmen untuk percepatan penurunan stunting. Pemkot menerapkan strategi untuk percepatan penurunan stunting. “Di antaranya membentuk tim percepatan penurunan stunting tingkat kota maupun kelurahan,” tambahnya. (cr2/pra)

Jogja Utama