RADAR JOGJA – Massa aksi yang tergabung dalam Aliansi Dlingo Bersatu protes kepada pemerintah atas tidak adanya perbaikan di ruas jalan Patuk-Dlingo-Muntuk, Bantul. Massa yang merupakan warga di wilayah Kapanewon Dlingo itu bahkan melakukan aksi teatrikal dengan memancing dan berenang di titik jalan berlubang.

Ketua Aliansi Dlingo Bersatu Agus Purnawiratma mengatakan, aksi tersebut sebagai bentuk penyampaian aspirasi masyarakat terhadap kondisi jalan di wilayah Dlingo yang rusak parah. Namun, tidak ada tindak lanjut dari pemerintah setempat berupa langkah perbaikan.

Aksi damai itu dilakukan dengan long march atau arak-arakan massa menggunakan kendaraan truk, pick up, hingga motor. Massa aksi mengambil rute start dari Lapangan Terong hingga Hutan Pinus Becici dengan membawa spanduk protes. “Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan agar pemerintahan dan dinas terkait memberikan perhatian lebih. Serta menindaklanjuti kerusakan jalan yang terjadi di jalan Patuk-Dlingo hingga Muntuk,” ujar Agus saat dikonfirmasi Radar Jogja kemarin (12/3).

Sebagian massa pun meluapkan kekesalannya dalam aksi tersebut. Dedhy Rachmawan salah satu orator mengatakan, dampak jalan rusak membuat perputaran roda ekonomi dan pariwisata di Dlingo terhambat.

Dia pun menilai, kerusakan jalan tidak hanya berdampak pada kekurang nyamanan pengguna jalan. Namun juga akan mengancam keselamatan. Khususnya pengguna jalan dengan kendaraan besar seperti bus pariwisata.”Jalan ini merupakan akses utama pariwisata di Dlingo. Seharusnya dilengkapi dengan kualitas jalan yang sepadan,” ungkap Dedhy.

Sementara perwakilan massa dari Kalurahan Temuwuh, Ganus menyebut, apabila aspirasi yang disampaikan dalam aksi itu tidak diindahkan. Maka masyarakat akan siap melakukan aksi susulan. “(Aksi akan terus dilakukan, Red) hingga ada tindak lanjut dari pemerintahan pusat dan dinas terkait,” katanya.

Dikonfirmasi terpisah, Lurah Terong Sugiyono menyatakan, permasalahan jalan rusak sebenarnya sudah terjadi cukup lama. Sekitar periode satu hingga dua tahun yang lalu. Pemkal pun telah bersurat kepada pemerintah dan instansi terkait perbaikan bisa dilakukan. Bahkan sebelum adanya protes warga tersebut. “Namun memang belum ada tindak lanjut,” tegas Sugiyono. (inu/eno)

Jogja Utama