
PERCAYA DIRI : Sejumlah siswa berkebutuhan khusus unjuk kemampuan dalam Festival Seni Tunagrahita (Festa) 2023 di Gedung Societed Taman Budaya Jogjakarta (9/3) .(RIZKY WAHYU/RADAR JOGJA)
RADAR JOGJA – Dalam rangka Lustrum yang ke 11 dan HUT ke 55 SLB Negeri 2 Jogjakarta mengadakan acara Festival Seni Tunagrahita (Festa) 2023 di Gedung Societed Taman Budaya Jogjakarta Kamis (9/3).
Acara yang mengangkat tema Merajut Pelangi ABK (Anak Berkebutuhan Khusus, Red) di Era Digital itu bertujuan mengembangkan potensi kreativitas yang dimiliki oleh siswa di era digital tanpa meninggalkan karakter.
Kepala Sekolah SLB Negeri 2 Jogja Dyah Sulistyawati mengatakan, bahwa tujuan dari acara kali ini adalah sebagai wadah untuk kreativitas siswa terutama di bidang seni dan budaya. “Kegiatan ini diikuti oleh sembilan SLB se Kota Jogja,” ujar Dyah.
Kegiatan lainnya lomba mewarnai, lomba melukis kipas, pameran karya siswa, dan launching sekolah ramah digital. Dyah juga mengatakan, bahwa salah satu upaya untuk menyongsong pendidikan di era digital tanpa meninggalkan karakter.”Untuk pendidikan karakter ini untuk kebhinekaan, membangun jiwa raga, kearifan lokal yang akan diberikan setiap Jumat khusus modul project Pancasila,” tutur Dyah.
Dyah menambahkan bahwa para siswa yang berada di SLB Negeri 2 Jogja tidak ada yang di luar Tunagrahita yang secara akademik belum mampu untuk dikembangkan.
Untuk sekolah ramah digital di SLB Negeri 2 Jogja, adalah sebuah pemanfaatan teknologi di dalam pembelajaran.”Kami berusaha untuk selalu menggunakan teknologi tersebut secara bijak dan adanya keterlibatan guru dan orang tua untuk membersamai anak saat menggunakan teknologi tersebut supaya para siswa juga bijak dalam menggunakannya,” ungkapnya.
Pengawas Pendidikan Khusus (Diksus) Dikpora DIJ Wahyono memaparkan, kegiatan ini nanti bisa memotivasi masyarakat yang selama ini masih merasa bahwa para ABK juga menjadi bagian dari masyarakat. “Setiap anak yang mempunyai kebutuhan khusus mempunyai hak yang sama baik dalam segi pendidikan, kemasyarakatan, dan sebagainya,” paparnya
Wahyono juga berharap bahwa para ABK tersebut mampu mandiri untuk bekal hidup di kemudian hari. Karena dengan bakat dan minat yang dimiliki para ABK tersebut bisa dikembangkan sejauh mungkin dan setinggi mungkin. “Sehingga anak-anak tersebut bisa diperlakukan sama di masyarakat,” tegasnya.(cr2/din)