JOGJA, Radar Jogja – TPST Piyungan diketahui sudah over capacity. Solusi sementara pembuatan zona transisi satu diperkirakan hanya mampu berumur enam bulan. Zona transisi dua direncanakan dibangun tahun ini.

Kepala Bidang Cipta Karya Dinas PUP-ESDM DIJ Rosdiana Puji Lestari mengatakan, pembangunan TPA transisi kedua sekaligus dengan pembangunan instalasi pengolahan lindi (IPL).”Mudah-mudahan kalau tidak ada masalah April sudah mulai konstruksi,” ujarnya kemarin (5/3).

Anggaran disiapkan berasal dari APBD DIJ senilai Rp34 miliar. Anggaran tersebut digunakan sepaket untuk membangun zona transisi tahap dua, IPL, hingga memperbaiki pipa pembuangan limbah. Sedangkan lahan yang disiapkan sekitar satu hektare. Pengerjaan ditargetkan berlangsung selama enam bulan.”Itu masuk jadi satu paket dengan TPA Rp 34 Miliar. Jadi itu ada konstruksi untuk TPA dan IPL,” ujarnya.

Rosdiana mengatakan, kondisi IPL saat ini tidak mampu mengolah seluruh limbah cair yang ada di TPST Piyungan. Sebelumnya kondisi itu juga dikeluhkan dan mendapatkan protes dari warga karena luber hingga permukiman. Kondisi IPL saat ini menggunakan pengelolaan dengan bakteri mikrobiologi.”IPL yang sekarang itu mengalami over capacity. Kemudian juga ada juga masalah di dasarnya tempat pembuangan itu kan sudah ada pipa-pipa lindinya. Nah seiring berjalannya waktu beberapa ada yang pecah dan bocor dan lindinya mengalir ke drainase,” paparnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) DIJ Kuncoro Cahyo Aji mengatakan, kondisi TPA Regional Piyungan telah mengalami kelebihan kapasitas. Sekitar 750 ton sampah masuk setiap harinya di TPST Piyungan.

Kuncoro menyakini 50 persen masalah sampah dapat ditangani melalui pilah sampah. Salah satunya dengan memilah sampah mulai dari rumah tangga. “Sebenarnya kata kuncinya adalah tidak boleh jijik dalam memilah sampah. Kami berharap pada masyarakat untuk berani pilah sampahmu sendiri,” ujarnya.

Pelbagai program dilakukan oleh DLHL DIJ. Yakni melalui Program Hijau, konservasi energi, Program Adiwiyata, dan menggandeng komunitas peduli sampah yang ada di DIJ. Melalui program Adiwiyata, DLHK DIJ mendorong setiap institusi akademisi untuk meningkatkan ecological intelligence. (lan/din)

Jogja Utama