RADAR JOGJA – Pemkot Jogja akan menutup semua tempat penampungan sementara (TPS). Dalam upayanya menggalakkan Gerakan Zero Sampah Anorganik (GZSA). Dari total 70 TPS, kini tinggal 66 yang beroperasi.
Sekda Kota Jogja Aman Yuriadijaya membenarkan pihaknya tengah berupaya mengurangi jumlah TPS di Kota Pelajar. “Karena TPS merupakan titik rawan, terhadap kesuksesan GZSA,” lontarnya diwawancarai Radar Jogja.

Kini terhitung sudah empat TPS yang ditutup oleh pemkot. “Nanti akan terus bertambah,” ungkapnya. Sebab pemkot berencana menutup semua TPS di wilayahnya secara bertahap. Sekaligus mengupayakan kesadaran masyarakat untuk melakukan pemilahan berbasis rumah tangga.

Terpisah, Satlinmas Depo Karang Anto Sumarsono tengah berjaga. Dia mengawasi warga yang datang ke depo di Kotagede, Kota Jogja. Dia mengaku mulai disiagakan sejak 1 Januari 2023. “Mencegah untuk pembuang sampah dari luar kota,” ujarnya kepada Radar Jogja kemarin (3/3).

Anto dan jajaran Satlinmas Kotagede pun disiagakan selama 24 jam di Depo Karang. Aktivitas itu terbukti mengurangi jumlah timbunan sampah di depo. “Dulu yang membuang sampah di sini juga ada warga Sleman dan Bantul. Banyak sekali. Setelah ada penjagaan dari linmas, berkurang separo lebih,” bebernya.

Anto dan jajaran satlinmas pun dikerahkan dalam edukasi. Selain memastikan hanya warga Kota Jogja yang membuang sampah di Depo Karang. “Supaya masyarakat mengerti, kalau mau buang sampah ke depo itu harus dipilah. Kan yang anorganik ada nilai ekonominya,” jelasnya.

Ia pun mengungkap, Depo Karang awalnya merupakan TPS. Namun berbarengan dengan GZSA, statusnya diubah jadi depo. Selain itu, memperhatikan kebutuhan warga Kotagede akan tempat penampungan sampah. “Sekarang itu resminya di Kota Jogja ada 14 depo,” tegasnya.
Dalam upaya lebih maksimal, Anto berharap segera ada armada tambahan di Depo Karang. Sebab sampah residu dan organik di depo tersebut masih dicampur, akibat kurangnya armada. “Jadi sampah yang dipilah itu biar tidak bercampur lagi,” pintanya. (fat/laz)

Jogja Utama