RADAR JOGJA – Perhatian Mursanto tertuju pada lembar demi lembar buku dalam genggamannya. Buku itu ia baca sambil beridi di pinggir jalan. Tepatnya di pedestrian Kotabaru, Kota Jogja.

Kendati hari mulai terik, nyatanya Mursanto tidak terusik. Sebetulnya, dia baru dari toko buku di kawasan Jalan Sudirman. Dalam perjalannya menuju masjid, dia justru mendapati Pojok Baca Pedestrian Kotabaru. “Ini sangat bagus. Soalnya biar semua orang santai membaca,” lontarnya pada Radar Jogja kemarin (3/2).

Keberadaan pojok baca pedestrian, kata Mursanto, membuatnya tak harus masuk ke Perpustakaan Kota Jogja. Meskipun letaknya tepat berada di depan perpustakaan kebanggaan Kota Pelajar. “Ada tempat khusus sendiri. Jadi tidak harus masuk ke perpustakaan, membaca buku bisa langsung mengambil,” ujarnya.

Pria 62 tahun ini memang gemar membaca. Sesempat mungkin, dalam waktu luangnya, dia menimba informasi. “Tadi dari toko buku, mau ke Masjid, Jumatan. Sekalian ambil napas, saya bisa baca (di Pojok Baca Pedestrian Kotabaru, Red). Karena membaca itu banyak pengetahuan dan ilmu,” lontarnya.
Terpisah, Koordinator Layanan Perpustakaan Kota Jogja Triyanta mengungkap bahwa Pojok Baca Pedestrian Kotabaru diluncurkan pada 1 Februari lalu.

Sebagai upaya mendorong kawasan pedestrian Kotabaru dalam pengembangan pariwisata di Kota Jogja. “Sehingga bukan hanya kenal kawasan Malioboro. Tapi juga yang lain,” ucapnya.

Disadari, salah satu aktivitas masyarakat ketika berada di Kotabaru adalah mengakses perpustakaan. Maka Perpustakaan Kota Jogja berupaya lebih mendekatkan literasi pada masyarakat. “Memang tidak kami sajikan dalam koleksi lengkap yang banyak. Tapi koleksi ringan, buku tipis, majalah, yang enteng. Sehingga masyarakat yang punya waktu barang 5-10 menit, bisa memperoleh manfaat,” paparnya.

Triyanta mengungkap, koleksi yang ditampilkan dalam Pojok Baca Pedestrian Kotabaru merupakan hasil dari bank buku. Program dari pihaknya dalam menerima sumbangan buku dari masyarakat. Bank buku ini tersebar di 11 titik di Kota Istimewa. “Itu sumbangan dan kami kelola. Ada yang kami sumbangkan ke sekolah. Sebagian kami letakkan di pojok baca,” sebutnya.

Melalui sistem kelola ini, kata Triyanta, Perpustakaan Kota Jogja jadi aman. Jadi kalau bukunya rusak atau hilang tidak akan berpengaruh pada pencatatan koleksi. “Asumsi kami dimanfaatkan. Program ini dari masyarakat untuk masyarakat,” ucapnya.

Sementara ini, pojok baca lain yang dikelola oleh Perpustakaan Kota Jogja ada di Mall Pelayanan Publik (MPP). Namun, koleksi berupa digital dan lebih mengarah pada informasi seputar teknologi. “Yang lain sedang kami kembangkan. Akan kami coba juga di Malioboro,” tandasnya. (fat/bah)

Jogja Utama