RADAR JOGJA – Jumlah kendaraan di DIJ semakin hari semakin banyak. Dinas Perhubungan Sleman menyebut ada tiga jalan di Sleman rawan macet. Salah satu upaya yang dilakukan dengan rekayasa lalu lintas.
Kepala Bidang Lalu Lintas Dishub Sleman Marjanto mengatakan, tidak ada studi harian ihwal kepadatan lalu lintas di Sleman. Menurutnya area padat lalu lintas ada di pintu-pintu masuk Sleman. Sebab ada ruas-ruas jalan yang merupakan jalan penghubung lintas provinsi.
“Cuma kalau berdasarkan pengamatan kami di lapangan kepadatan lalinnya terutama di jalan-jalan nasional. Jalan Magelang, Jalan Solo, Jalan Wates, tiga ini,” ujarnya Jumat (27/1).
Upaya yang dilakukan untuk mengurai kepadatan ialah dengan sinergitas dengan pihak kepolisian. Petugas diterjunkan untuk mengatur dan mengurai antrian di lampu merah. “Antrian APILL(alat pemberi isyarat lalu lintas) kadang panjangnya karena siklus waktunya sudah maksimal tidak bisa urai. Antrian yang panjang bisa dilepas flashing,” ujarnya.
Langkah selanjutnya, dibuat jalur alternatif untuk memecah kepadatan. Kemudian dipasang rambu-rambu sementara dan menempatkan petugas untuk mengarahkan. Upaya terakhir dengan menambah durasi lampu hijau.
“Tapi ini upaya terakhir karena kalau nambah siklus itu saya kira nambah siklus waktu hijau gak efektif. Karena volume kendaraan yang ngantri sudah panjang. Nanti di satu sisi hijau ditambah waktunya yang simpang lain atriannnya panjang gak efektif,” paparnya.
Salah satu warga Sleman, Indah, mengatakan jalanan di DIJ tidak seperti dahulu. Menurutnya semakin hari semakin tidak nyaman. Dia berharap ada transportasi publik yang bisa mengcover kebutuhan warga. Sehingga warga lebih senang naik transportasi umum dan kemacetan berkurang. “Rekayasa lalin gur sementara, kendaraan banyak banget. Jalan lebar seperti apa kalau kendaraan banyak sama saja. Orang gak naik angkot karena ga ada jalur, susah juga,” ujarnya. (lan/bah)