
PACU MOTORIK: Dua anak tengah bermain lato-lato. Meski meningkatkan daya kreativitas anak, mainan lato-lato dilarang dibawa ke sekolah. Hal itu dikarenakan efek negatif lato-lato yang membutuhkan pengawasan dalam memainkannya. (GUNTUR AGA/RADAR JOGJA)
RADAR JOGJA – Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Gunungkidul mengeluarkan imbauan kepada para siswa agar tidak membawa alat permainan di lingkungan sekolah. Termasuk lato-lato yang sekarang sedang tren. Meski mainan tersebut bisa memacu motorik anak, tapi perlu pendampingan saat digunakan.
Kepala Disdik Kabupaten Gunungkidul Nunuk Widiastuti mengatakan, tidak memperkenankan peserta didik membawa alat permainan dari rumah. Untuk jenjang pendidikan PAUD, dan TK alat permainan telah disediakan di sekolah. “Kalau membawa mainan ke sekolah tidak diperkenankan, termasuk lato-lato,” kata Nunuk saat dihubungi kemarin (10/1).
Terlebih permainan lato-lato juga memiliki dampak negatif jika tidak mendapatkan pemantauan khusus. Di pemberitaan, muncul kejadian anak sekolah terluka pada bagian mata akibat benturan benda bulat keras tersebut.
Meski diakui memiliki dampak positifny juga. Misalnya mampu meningkatkan motorik anak. Tidak hanya itu, jenis permainan ini juga mengurangi kecenderungan anak terhadap gawai. “Jadi kesimpulannya, jenis permainan apapun asalkan dalam pengawasan tetap ada dampak positifnya, ” terangnya.
Sementara itu, masih dalam rangka pengawasan dan pemantauan terhadap anak, Polres Gunungkidul memiliki agenda sambang sekolah. Kepolres Gunungkidul, AKBP Edy Bagus Sumantri mengintruksikan kepada jajaran supaya menyambangi lembaga pendidikan. “Kapolsek beserta anggota melaksanakan monitoring dan sambang sekolah,” kata Kapolres Gunungkidul, Edy Bagus Sumantri.
Dia menjelaskan, program sambang sekolah dilakukan secara bergilir ke sekolah. Awal pekan lalu mengunjungi salah satu SD Negeri di Wonosari.
Pada kesempatan tersebut Bhabinkamtibmas menyampaikan imbauan tentang kedisiplinan dan memberikan motifasi kepada siswa untuk membangkitkan semangat belajar. “Serta menyampaikan pesan-pesan kamtibmas kepada kepala sekolah dan guru salam mengantisipasi gangguan keamanan,” ujarnya.
Terpisah, Kasubbag Humas Polres Gunungkidul AKP Suryanto mengatakan, program sambang sekolah dilakukan disemua jenjang pendidikan. Materi yang disampaikan menyesuaikan. Untuk SMP dan SMA/SMK sederajat mengangkat tema antisipasi kenakalan remaja. “Juga bahayanya menggunakan kendaraan bagi anak di bawah umur. Angka kecelakaan di Gunungkidul masih tinggi,” kata Suryanto.
Menurutnya, dalam sehari selalu ada laporan kasus lakalantas. Bisa sampai lima kejadian dalam satu hari. Belum termasuk peristiwa yang tidak di laporkan kepada aparat kepolisian. Diharapkan melalui program sambang sekolah para siswa dapat belajar dengan baik dan lancar dalam menimba ilmu. “Dari petugas kepolisian juga memotivasi anak agar menjadi pribadi yang baik. Tidak pantang menyerah dalam menggapai cita-cita,” ucapnya. (gun/bah)