RADAR JOGJA – Sesuai komitmen Kampung Berseri Astra, selain pilar lingkungan, kesehatan dan pendidikan, juga ada pilar kewilayahan. Itu pula yang dikembangkan Astra bersama warga Kemuning. Memanfaatkan potensi yang ada di wilayah. Hingga terlahir Cangkemu. Merek minuman herbal.

Brand Cangkemu menjadi salah satu produk UMKM unggulan warga Kemuning, Bunder, Patuk, Gunungkidul. Merupakan akronim dari Secang Kemuning. Hingga tecetus untuk disingkat menjadi Cangkemu. Supaya menarik minat pembeli dan mudah diingat. “Idenya dari Pak Camat (sekarang Panewu) Patuk saat pameran, untuk menarik minat gedeke wae, cangkemu,” kata fasilitator lokal KBA Kemuning Galuh Rakasiwi.

Pohon secang memang banyak ditemui di kebun-kebun milik warga Kemuning. Pria yang akrab disapa Po ini pun mengklaim, selama ini produk kayu secang dari Kemuning banyak yang dikirim ke Imogiri. Untuk dijadikan bahan wedang uwuh. Tapi berjalannya waktu, ditambah saat pandemi, warga pun berinisiatif untuk mengolah kayu secang sendiri. Hal itu menjadi bagian dari perwujudan desa produktif.

Diakui mahasiswa Teknologi Pangan UAD itu sejak awal produksi hingga saat ini baru terjual 4.000 boks Cangkemu. Harga jualnya Rp 15.000 untuk isi lima sachet. “Untuk memprosesnya masih manual, jadi produksi juga masih terbatas,” ungkapnya.

Tak hanya Cangkemu, produk UMKM lainnya yang dikembangkan di Kemuning ada lempeng telo dan balung ketek. Semuanya merupakan produk olahan dari singkong. Itu karena singkong merupakan hasil tani musiman bagi warga Kemuning. Jika awalnya hanya dijual dengan plastik bening biasa, Astra membantu dalam proses packaging. Dengan kemasan yang lebih baik. Juga dilengkapi dengan story telling. “Untuk penjualan kami titipkan ke toko oleh-oleh hingga marketplace,” katanya.

Tak hanya itu, bahkan Astra membantu proses penjualan produk UMKM Kemuning tersebut dengan dijadikan menu suguhan di gerai Astra. Juga disediakan di gerai ruang tunggu di seluruh jaringan Astra.

Selain mewujudkan desa produktif, Kemuning juga mulai bergerak menjadi desa wisata. Keindahan alam yang begitu asri di Kemuning sudah terlihat sejak awal masuk destinasi. Sepanjang jalan menuju lokasi, dipenuhi dengan pepohonan jati. Air telaga seluas satu hektare juga menjadi magnet bagi wisatawan yang ingin menikmati keheningan alam, jauh dari hiruk pikuk kota.

Kepala Pedukuhan Kemuning Suhardi menyebut, tekad warga sangat kuat untuk membangun dan mengembangkan destinasi tersebut dari nol. Mereka menanam ratusan pohon Kemuning untuk menambah daya tarik dan suasana asri di sekitar telaga, menyediakan fasilitas atraksi seni dan budaya hingga homestay. Saat ini terdapat lima homestay yang disiapkan warga di lokasi tersebut. Hasil dari Telaga Kemuning pun menjadi tambahan pendapatan. Selain dikunjungi para pemancing, telaga itu juga sering dikunjungi wisatawan. “Saat ini setahun baru dapat Rp 20 juta tapi masih akan terus kami kembangkan,” jelasnya. (*/pra)

Jogja Utama