RADAR JOGJA – Para penggawa PSIM Jogja kembali menjalani sesi latihan di Stadion Mandala Krida, kemarin sore (11/10), usai diliburkan selama beberapa hari seiring dengan diberhentikannya kompetisi untuk sementara waktu.
Pelatih PSIM Jogja Erwan Hendarwanto mengatakan, dengan libur yang diberikan sebelumnya, para pemain bisa menjaga kondisinya.“Tapi memang belum kami ukur secara data. Saya pikir dari semangat dan antusiasme masih terjaga dengan baik,” katanya usai memimpin latihan.
Pada latihan kemarin, tim pelatih memberikan menu berupa conditioning dan adaptasi training setelah para pemain kembali dari libur. Erwan menyebut kondisi kebugaran pemain masih cukup bagus. “Terutama yang digarisbawahi adalah motivasi dan semangat mereka,” imbuhnya.
Pada sesi latihan tersebut, skuad PSIM dibagi menjadi dua kelompok. Erwan mendampingi kelompok yang berlatih di lapangan bagian selatan. Fokusnya adalah mengkreasi dan merencanakan serangan dari lini belakang.
Intensitas dan menu latihan yang diikuti seluruh penggawa Laskar Mataram itu sudah sedikit meningkat ketimbang latihan hari sebelumnya.“Sudah melatih strength dan juga kembali mengingatkan cara bermain. Terutama merancang serangan dari bawah, skemanya seperti itu,” jelas Erwan.
Diakuinya, sebelum penundaan kompetisi, jadwal bagi timnya terbilang cukup padat. Sehingga ia tidak memiliki banyak waktu untuk memberikan porsi latihan ekstra. “Karena kemarin belum detail, tadi kami ingatkan lagi. Mudah-mudahan kalau memang sudah ada kejelasan soal kompetisi, minimal kami sudah punya gambaran besar bagaimana kami bermain,” ucapnya.
Kapten PSIM Jogja Aditya Putra Dewa mengungkapkan, selama masa libur, dia lebih banyak menghabiskan waktu bersama keluarga saat libur.“Paling cuma jalan-jalan di daerah Jogja untuk sekadar melepas penat setelah kompetisi kemarin yang padat sekali,” ujarnya.
Ia juga berharap segera ada kejelasan mengenai kelanjutan kompetisi. Supaya tim juga bisa mempersiapkan untuk kompetisi ke depan. “Tapi apapun yang terjadi sekarang ini, kami turut berbela sungkawa atas kejadian di Malang,” kata pemain asal Simalungun, Sumatra Utara itu.
Bek PSIM Jogja Obet Choiri tidak mempermasalahkan dengan penundaan kompetisi. Dia berharap kejadian di Kanjuruhan bisa menjadi pembelajaran bagi semua untuk sepak bola Indonesia yang lebih baik ke depan.
Lima hari libur yang diberikan diisi oleh pemain 27 tahun itu dengan latihan mandiri. “Cuma jaga kondisi saja, dengan jogging atau latihan di gym,” ucap pemain asal Kediri itu.
Obet mengaku jarang menghabiskan waktu bersama keluarga dan refreshing di saat kompetisi berjalan lantaran tak ada waktu libur. “Karena libur kemarin cukup panjang jadi dimanfaatkan latihan di rumah dan berkumpul bersama keluarga,” pungkasnya. (cr5/din)

Jogja Utama