RADAR JOGJA – Kasus Covid-19 yang terjadi masih fluktuatif. Bahkan, kini kembali mengalami kenaikan. Meski begitu, pembelajaran tatap muka (PTM) masih diupayakan tetap berjalan.

Kepala Disdikpora DIJ, Didik Wardaya mengatakan meski ada kenaikan kasus korona tak mempengaruhi pelaksanaan PTM di sekolah. “Sekolah luring masih diupayakan tetap berjalan,” katanya kemarin (24/7).

Saat ini yang perlu ditekankan kepada sekolah ialah disamping penerapan protokol kesehatan (prokes) secara ketat. Utamanya menggunakan masker, dan penerapan prokes semasa Covid-19 sebelumnya. Juga mendorong siswanya segera vaksinasi booster atau dosis penguat. “Kalau vaksinasi ketiga kami masih mengupayakan. Kami kerjasama dengan Dinkes DIJ. Kami imbau kepada sekolah segera mendorong siswanya untuk vaksin (booster),” ujarnya seraya menyebut rencana vaksin booster pelajar juga berkerjasama dengan BINDA DIJ.

Adapun, capaian vaksinasi ketiga dosis penguat pelajar se DIJ ini sekitar 40 persen dari total jumlah siswa 170 ribu baik tingkat SMA/SMK/SLB sederajat. Sementara booster bagi guru sudah tercapai dari target. Pelaksanaan vaksinai booster ini, sementara masih menyesuaikan jadwal. “Kami tetap ikut dari dinkes, tapi memang kemarin sempat diskusi dengan BINDA mau mengadakan (vaksinasi booster) di sekolah. Teman-teman sekolah menjadi satu sentra, beberapa sekolah nanti jadi satu,” jelasnya.

Terpisah Kepala Dinkes DIJ, Pembajun Setyaningastutie mengatakan deteksi dini atau skrining acak Covid-19 pada PTM perlu dilakukan. Ini menjadi upaya yang baik untuk meningkatkan kewaspadaan. “Kalau imbauan untuk melakukan deteksi dini tatap muka ya saya pikir itu satu hal yang baik supaya kita lebih waspada lagi,” katanya.

Pembajun menjelaskan menegaskan perlu kesiapan yang matang. Ketika deteksi dini pada PTM dilakukan, kemudian adanya kasus meningkat, pihak sekolah baik guru, murid, orang tua, pemerintah sendiri harus siap. Karena begitu memberikan konsekuensi hasil Covid-19 yang tinggi perlu menyiapkan langkah lanjutannya. “Tidak mungkin lagi kami menutup PTM. Saya sempat bicara dengan perwakilan dari Kemendikbudristek itu memang perlu hati-hati,” terangnya.

Hingga kemarin (24/7), penambahan kasus Covid-19 di DIJ berjumlah 65 kasus. Dengan positivity rate 3,05 persen. Distribusi kasus terbanyak dari Sleman 44 kasus, disusul Bantul 10 kasus, Kota Jogja tujuh kasus, Kulonprogo tiga kasus, dan Gunungkidul satu kasus. (wia/bah)

Jogja Utama