RADAR JOGJA – Berbeda dengan jenis vaksin lain, pendaftaran vaksinasi dengan vaksin Moderna langsung penuh. Dari 700 dosis yang disiapkan langsung habis beberapa saat setelah pendaftaran dibuka melalui Jogja Smart Service (JSS).

Ketua Harian Satgas Penanganan Covid-19 Kota Jogja, Heroe Poerwadi mengakui, ada fenomena vaksin Moderna ini diminati masyarakat. Menurut dia, vaksin Moderna selain untuk sasaran tenaga kesehatan sebagai booster dosis ke tiga juga disiapkan untuk masyarakat tahap pertama sebanyak 12 ribu dosisl. “Semoga bisa jadi pilihan masyarakat, selain Sinovac dan AstraZeneca,” ujarnya kemarin (20/9).

Vaksinasi booster untuk nakes dengan Moderna juga tetap dilakukan. Dari 12 ribu nakes sasaran yang disuntikkan, baru sekitar 3 ribuan nakes yang mendapat booster ke tiga ini. Ini karena lebih diutamakan bagi nakes yang punya kontak erat langsung dengan pasien Covid-19, disamping memang mendapat giliran penyuntikan. “Biar kalau ada KIPI, tidak timbul bareng-bareng,” tandasnya.

Vaksinasi Moderna ini baru disiapkan untuk satu kali slot pendaftaran terlebih dulu. Sebab, para nakes disentra vaksinasi  harus fokus menyelesaikan vaksinasi dosis kedua pelajar pada Jumat (24/9). Dan vaksinasi pelajar dosis kedua ini ditargetkan rampung pada awal Oktober. “Jadi nanti bisa dibuka kembali setelah vaksinasi pelajar selesai,” tambahnya.

Sampai saat ini, sudah lebih dari 540 ribu warga yang sudah divaksin di Kota Jogja. Jumlah itu, tidak semuanya warga Kota Jogja yang dibuktikan dengan nomor induk kependudukan. Dari 350 ribu warga yang menjadi sasaran wajib vaksinasi baru 68 persen atau 234 ribu warga ber NIK kota yang sudah tervaksin. Dengan begitu, sekitar 108 ribu warga  ber NIK kota Jogja yang belum tervaksin. “Tapi ada beberapa yang kita undang tidak datang, karena mungkin tidak tinggal di kota lagi. Kalo itu dicoret (data warga yang tidak berdomisili dikeluarkan), maka capaian kita sudah 79 persen,” imbuhnya.

Pun upaya vaksinasi yang dilakukan dengan menggelar di kampung juga belum makskmal. Tingkat kehadirannya kurang baik, sekitar 40-70 persen warga memang tisak berdomisili di Kota Jogja. (wia/pra)

Jogja Utama