RADAR JOGJA – Kontraksi ekonomi akibat pandemi Covid-19 juga dialami Pemerintah Kabupaten Badung, Bali daerah yang menggantungkan sektor pariwisata. Salah satu upaya pemulihan, dengan menggencarkan vaksinasi ke masyarakat.

Wakil Bupati Badung, I Ketut Suiasa mengatakan, salah satu jalan yang harus ditempuh untuk memulihkan ekonomi Badung, Bali secara akomodasi pariwisata sebagian besar berada di Badung ialah dengan menurunkan angka Covid-19. Satu-satunya jalan dengan pelaksanaan vaksinasi. “Kita harus lakukan vaksinasi secara cepat, masif dan terukur,” kata I Ketut Suiasa ketika menerima kunjungan Sekretariat DPRD Kota Jogja, Rabu (16/6).

Menurut dia, data Selasa (15/6) pihaknya sudah memvaksin masyarakat seluruhnya berjumlah 331.327 orang dari target 387 ribuan. Jumlah target ini melebihi dari target pusat yang lebih rendah hanya 278 ribu orang. Sementara, orang nomor dua di Kabupaten Badung itu optimis bahwa 90 persen masyarakatnya bisa tervaksinasi pada akhir Juni ini. “Saat ini sudah 85 persen masyarakat tervaksin dosis pertama,” ujarnya.

Sasaran vaksinasi pun tidak sebatas skala prioritas yang ditargetkan pusat yakni pra lansia, lansia serta tokoh masyarakat, melainkan ada empat klaster yang disasar. Ini yang menjadi pembeda dengan daerah lain. Diantara sasaran itu yakni penduduk Badung, penduduk non permanen, pekerja pariwisata yang belum tentu penduduk Badung, dan eksparlat para wisatawan yang masih tinggal di Badung serta pekerja lainnya yang masih ada di Badung. “Dampak hasil dari vaksin ini terbukti menurunkan angka positif Covid-19 yang sangat signifikan,” jelasnya.

Bagaimana skema proses vaksinasi yang dilakukan di lapangan? Skema vaksinasi dibuat terikat setiap hari disiapkan 56 tim yang diterjunkan untuk menyuntik 150 warga dalam setiap tim. Dilarang berhenti sebelum mencapai target itu. Jika di Kota Jogja per hari dua ribu orang target di vaksinasi, Badung paling sedikit tujuh ribu dalam sehari dengan keterlebitan 56 tim tersebut di lapangan. Skemanya satu hari bisa enam desa yang disasar, dalam satu desa itu menyisir 4-5 tempat. “Kami gotong royong tidak hanya tugas saja, kami ajak rumah sakit, swasta, sekolah-sekolah kesehatan, pemda dan di luar pemda kami bentuk tim dan diperlukam jaringan internet, kl manual tidak bisa,” jabarnya.

Ketua DPRD Kota Jogja Danang Rudiyatmoko menilai langkah dan skema yang dilakukan oleh Badung cukup tepat. Pemkot Jogja diharapkan tidak terjebak dalam hal administratif semata yakni mulai pendataan dan pendaftaran warga untuk bisa divaksin. Melainkan bisa melibatkan dinas terkait untuk menyediakan jaringan internet dengan kapasitas tinggi agar warga yang datang bisa langsung didaftar dan divaksin saat itu juga. “Ini pembelajaran yang luar biasa untuk semua. Kita selama ini harus nunggu daftar, belum masuk, atau belum dibuka seharusnya tidak seperti itu. katanya.

Pemkot Jogja, kata dia, seharusnya mampu lebih keras mengupayakan vaksinasi di masyarakat. Pun ketersediaan vaksin bisa dilakukan dengan menjalin komunikasi intensif dengan pusat. Sehingga sasaran masyarakat yang divaksin bisa diperluas. Pihaknya sebagai mitra eksekutif akan memberikan dukungan penuh program pemulihan ekonomi akibat pandemi. Namun demikian, harus terbangun gotong royong bersama masyarakat agar hasilnya bis lebih maksimal. “Jangan terlena dengan pertumbuhan ekonomi yang beranjak positif, karena saat ini kondisi DIJ masuk zona merah,” tambahnya. (wia/pra)

Jogja Utama