RADAR JOGJA – Revitalisasi pedestrian Jalan Jenderal Sudirman akan dilanjutkan. Terutama untuk segmen simpang Gramedia sampai dengan simpang Galeria Mal.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Kota Jogja, Hari Setyawacana mengatakan, konsep penataannya kurang lebih sama dengan segmen sebelumnya yakni simpang Gramedia sampai dengan Jembatan Gondolayu. “Konsepnya sama karena untuk mendukung kawasan Kotabaru,” terangnya Rabu (24/2).

Revitalisasi pedestrian tersebut akan menyasar langsung sisi utara dan selatan. Dengan pagu anggaran Rp 19,9 miliar. Durasi waktu pekerjaan memakan waktu kurang lebih 5-6 bulan. ”Kami sekarang baru mempersiapkan dokumen untuk dilimpahkan ke bagian layanan pengadaan,” terangnya.

Berkaitan dengan adanya pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan di sepanjang trotoar baik sisi utara dan selatan, pendekatan tetap dilakukan. Caranya dengan berkomunikasi dengan tingkat Kemantren terkait keberadaan PKL tersebut. “Dalam rangka penataan jalur pedestrian tidak boleh terganggu aktivitas lain kecuali pejalan kaki,” katanya.

Terpisah, Mantri Pamong Praja, Kemantren Gondokusuman, Guritno mengatakan komunikasi dan sosiasliasi dengan para PKL masih terus dilakukan. Termasuk mencarikan opsi relokasi ke tempat lain. Tetapi, sudah muncul penolakan dari pedagang dan masyarakat. ”Sementara ada penolakan kalau dipindah ke Jalan Sam Ratulangi. Jadi masih komunikasi, dan belum ada finalnya,” katanya.

Dia mencatat jumlah PKL di Jalan Jenderal Sudirman segmen simpang Galeria Mal hingga simpang Gramedia berjumlah 48 PKL baik sisi utara dan selatan. Mereka sudah cukup lama dan bertahun-tahun berjualan di sana.

Namun demikian, sebelum PKL berjualan di sana telah membuat pernyataan untuk bersedia mengembalikan fungsi awalnya manakala lokasi tempat berjualannya tersebut akan digunakan oleh pemkot. Termasuk dengan tujuan untuk penataan. ”Sesuai perda (peraturan daerah) kan gitu. Tapi kami tetap carikan yang terbaik. Intinya PKL harus mau ditata. Apa yang menjadi kebijakan pemkot untuk kebaikan kota, ya harus mau (ditata),” tandasnya.

Opsi lain juga disiapkan, termasuk akan ditempatkan di kios-kios pasar tradisional seperti halnya PKL segmen Jembatan Gondolayu sampai Tugu. “Baru opsi itu warga sudah ada keberatan, jadi semuanya masih proses komunikasi. Memang sebelum lebaran harus sudah ada final,” tambahnya.

Angota Komisi B, DPRD Kota Jogja, Rifki Listianto mengatakan, pemkot harus memastikan dan memberikan keyakinan kepada para PKL bahwa ada tempat relokasi yang sepadan dengan sebelumnya. Ini agar roda perekonomian PKL tetap berjalan dengan stabil. Sosialisasi yang dilakukan harus menghasilkan kesepahaman antara kedua belah pihak.

”Yang jelas ini masalah tidak sederhana harus direncanakan agar kedua belah pihak bisa berjalan sesuai dengan tanggung jawab masing-masing. Dari PKL juga harus dibutuhkan kebesaran hati untuk bisa direlokasi. Disisi pemkot harus menjamin PKL tidak dirugikan,” katanya. (wia/bah)

Jogja Utama