RADAR JOGJA – Kepala Dinas Pertanahan dan Tata Ruang (Dispetaru) DIJ Krido Suprayitno memastikan pembangunan tol di DIJ tetap berlanjut. Saat ini tengah fokus pada dua Trase. Untuk Jogja-Solo diawali pemasangan patok pada Minggu pertama Agustus 2020. Sementara untuk Jogja-Bawen pada tahapan sosialisasi.

Kelanjutan pembangunan ini memastikan bahwa ijin penetapan lokasi (IPL) tol Jogja-Solo telah terbit. Untuk Jogja-Bawen masa kerja tentatif telah dimulai per hari ini (8/7). Jangka waktunya adalah 130 hari. Acuannya PP Nomor 71 Tahun 2012 dan Perpres 148 Tahun 2015.

“Untuk Jogja-Bawen sosialisasi 130 hari hingga batas waktu sekitar Desember. Nah untuk dua trase berlaku sama, setelah IPL terbit pembebasan lahan maksimal 2 tahun,” jelasnya ditemui di Kompleks Kepatihan Pemprov DIJ, Rabu (8/7).

Terkait pemasangan patok tol Jogja-Solo turut melibatkan pemerintah Kabupaten Sleman. Sementara untuk sosialisasi Jogja-Bawen menggunakan metode yang sama. Bedanya ada penerapan protokol Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).

Sosialisasi menargetkan maksimal 60 warga setiap sesinya. Konsep ini dengan memadatkan jumlah undangan. Sementara bagi desa yang terdampaknya kecil akan digabung ke desa terdekat.

“Jadwal Juli, bagi desa yang sedikit bidangnya akan kami gabung dengan desa terdekat. Sosialisasi bisa dipadatkan. Kalau ada yang belum diundang nanti sosialisasi berjenjang dibantu unsur desa,” katanya.

Untuk tol Jogja-Solo memanfaatkan 3.100 bidang. Pemasangan patok diawali dari wilayah timur. Tepatnya Tamanmartani, Kalasan lalu menuju Kecamatan Depok dan Kecamatan Mlati. IPL tol Jogja-Solo berakhir di Tirtoadi.

Lalu untuk tol Jogja-Bawen ada tujuh desa di tiga kecamatan yang terdampak. Untuk kecamatan Mlati ada Desa Tirtoadi. Kecamatan Seyegan di desa Margodadi, Margokaton dan Margomulyo. Tempel berada di desa Banyurejo, Tambakrejo dan Sumberejo.

Pembangunan Tol Jogja-Bawen sepanjang 7,6 kilometer dengan keluasan lahan 49,6 hektar. Dibangun secara elevated di atas Selokan Mataram. Catatan luas sawah terdampak existing adalah 31,19 hektar.

“Sebagian besar elevated di atas Selokan Mataram itu enam kilometer. Nanti untuk Desa Tirtoadi langsung dilewati dua Trase sekaligus, Jogja – Solo dan Jogja – Bawen,” ujarnya.

Sekretaris Provinsi (Sekprov) Pemprov DIJ Kadarmanta Baskara Aji memastikan IPL tol Jogja-Solo telah ditanda tangani sepekan lalu. Proses selanjutnya adalah pemasangan patok di setiap titik pembangunan. Hingga batas waktu sosialisasi, tak ada warga yang keberatan.

Selain dua trase dari timur ada pula satu trase arah barat. Berupa rencana pembangunan tol Jogja – Cilacap. Dalam kesempatan ini Aji meluruskan opini yang beredar. Bahwa tol akan dibangun tepat masuk pintu Yogyakarta Internasional Airport (YIA).

“Kalau yang menuju bandara itu bukan tol tapi jalan biasa. Exit tol tetap diluar, kalau masuk bandara nanti perekonomian di sekitar bisa engga jalan. (Tol Jogja – Cilacap) Kami susul setelah selesai tol Jogja-Solo dibangun fisiknya, lalu Bawen selesai sosialisasi dan pembebasan. Baru setelahnua ngulon ditindaklanjuti,” katanya. (dwi/tif)

Jogja Utama