RADAR JOGJA – Rapid test acak dihelat di tiga titik kerumunan Kota Jogja kemarin pagi (14/6). Tepatnya di kawasan Tugu, sisi barat Kompleks Kepatihan, dan Alun-Alun Utara. Upaya pencegahan penularan Covid-19 ini menyasar masyarakat umum yang melintasi kawasan tersebut.

Kegiatan diselenggarakan Bidang Dokter Kesehatan (Biddokes) Polda DIJ bersama Gugus Tugas Penanganan Covid-19. Rapid test digelar sejak pukul 06.00 hingga 10.00. Sasarannya 150 pengunjung atau 50 sampel di tiap titik lokasi.

Selain pencegahan, kegiatan ini juga menjadi ajang untuk mendisiplinkan masarakat. Kegiatan bakal dilakukan terus-menerus sampai situasi kondusif. Rapid test secara acak ini juga menjadi upaya untuk mendisiplinkan masyarakat “Jadi siapa pun yang melintas dipilih secara acak untuk ikut tes ini,” jelas Kabid Humas Polda DIJ Kombes Pol Yuliyanto Minggu (14/6).

Bila ditemui hasil reaktif maka penanganan berikutnya dilaksanakan Dinas Kesehatan DIJ. Tindakan lanjutan adalah uji laboratorium dengan metode Polymerase Chain Reactin (PCR) dengan tingkat akuransi yang lebih tinggi. Namun, hasil tes menunjukkan seluruhnya non reaktif.

“Ini untuk memastikan masyarakat dalam keadaan sehat dan aman. Kalau menemukan hasil reaktif atau potensi positif, bisa lakukan langkah pencegahan secepatnya,” tandas perwira polisi dengan tiga melati di pundak ini.

CARI 150 SAMPEL: Peserta rapid test secara acak saat antre untuk diperiksa di Alun-Alun Utara, Kota Jogja, (14/6) ( YUWANTORO WINDUAJIE/RADAR JOGJA )

Pelaksana Tugas Kepala Badan Penanggulangan Daerah (BPBD) DIJ Biwara Yuswantana mengatakan, kawasan tersebut disasar karena sering dipadati pengunjung, sehinggga meningkatkan potensi terjadinya penularan. Terlebih ada pelonggaran akses transportasi buah kebijakan pemerintah pusat.

“Walaupun kereta sudah dibuka untuk orang dari luar, ketentuan pakai surat bebas Covid-19 juga masih berlaku dan kepentingannya apa. Jadi belum full terbuka untuk mobilitas,” kata Biwara.

Pemprov DIJ sebenarnya juga belum membuka destinasi wisata di DIJ. Seluruh pemangku kepentingan masih melakukan persiapan untuk kembali beroperasi ssecara penuh. “Orang juga bisa datang tapi secara resmi hotel dan objek wisata belum dibuka. Masih persiapan simulasi protokol kesehatan,” jelasnya Minggu (14/6).

Selain objek wisata, pihaknya juga berkoordinasi dengan tempat ibadah dan pusat perbelanjaan  terkait penerapan protokol kesehatan. “Mal juga mengajukan permohonan untuk verifikasi dengan Gugus Tugas terkait protokol kesehatan,” jelasnya.

Salah seorang pesepeda peserta rapid test Raharjo antusias menceritakan pengalamannya menjalani tes cepat. Dia mengaku tak menduga bakal menjadi peserta tes ini. “Kebetulan saja lagi istirahat tadi. Ternyata ada ini (rapid test acak),” ucapnya saat ditemui di Alun-Alun Utara.

Awalnya Raharjo sempat merasa tegang saat menunggu giliran diperiksa. Dia khawatir bila diagnosis menunjukkan hasil reaktif. Ia mengaku telah menerapkan protokol kesehatan yang ada. Seperti memakai masker dan rajin cuci tangan.

Saat bersepeda juga selalu berupaya menjauhi kerumunan dan menghindari untuk berhenti di tempat ramai. “Ya tetap deg-degan juga. Tapi Alhamdulilah, akhirnya lega. Hasilnya negatif,” kata Raharjo.

Dia mengapresiasi adanya kegiatan uji cepat ini. Raharjo juga berharap agar kegiatan seperti ini dapat digelar secara rutin. “Tesnya cepat, cuma 10 menitan kalau nggak salah. Semoga bisa sering-sering ada kayak gini-gini buat pencegahan,” jelasnya. (tor/laz)

Jogja Utama