KULONPROGO – Belum semua fasilitas di Yogyakarta International Airport (YIA) atau Bandara Internasional Yogyakarta (BIY) di Temon, Kulonprogo, selesai Rabu (24/4). Fasilitas terminal penumpang secara total sudah rampung sekitar 20 persen. Sedangkan landasan pacu sudah selesai 100 persen.

Hal itu dinyatakan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat meninjau YIA kemarin. Dia bersama Menteri Hukum dan HAM Yasona Laoly. Mereka ingin memastikan kesiapan operasional YIA yang direncanakan dimulai 29 April.

Disebutkan, runway YIA memiliki kualifikasi paling baik di Indonesia. Panjangnya 3.250 meter dan lebar 75 meter. Daya dukungnya sangat tinggi dan mampu didarati pesawat terberat atau terbesar.

“Boeing 777 atau Airbus A380 bisa mendarat di sini. Sementara kapasitas terminal yang sudah terbangun saat ini bisa untuk 50 kali take off-landing per hari dengan lima ribu orang datang dan pergi,” katanya.

Menurut Menhub, Bandara YIA merupakan cerminan program pemerintah pusat dalam menciptakan destinasi baru yakni Toba, Jogja, Labuan Bajo, dan Mandalika. Lokasi YIA yang dekat dengan Candi Borobudur akan jadi kekuatan tersendiri. Wisatawan mancanegara yang selama ini masuk ke Indonesia melalui Bandara Soekarno-Hatta di Cengkareng maupun Ngurah Rai di Bali bisa langsung mendarat di YIA.

“Saya matur ke Ngarso Dalem (Sultan HB X) bahwa Jogjakarta akan meledak sebagai tujuan wisata yang sama baiknya dengan Bali. Pariwisata sudah siap dan itu jadi penting makanya kita kerja sama dengan pemerintah daerah dan stakeholder,” ujarnya.

Yasona Laoly mengatakan, layanan keimigrasian yang sudah disiapkan di bandara rencananya beroperasi perdana 29 April. “Karena ini bandara internasional, kesiapan layanan keimigrasian harus dibuat sebaik-baiknya meskipun masih bersifat temporary. Saya melihat sudah cukup untuk sementara. Menhub juga siap bantu dengan automatic gate-nya,” tegasnya.

Menurutnya, YIA dengan dilengkapi delapan konter keimigrasian saat beroperasi perdana nanti sudah memadai. Nantinya akan dilengkapi menjadi 16 konter di lantai atas baik di gerbang keberangkatan maupun kedatangan.

“Sekali lagi saya tekankan, layanan keimigrasian harus dibuat sebaik mungkin karena jadi kesan pertama dan terakhir bagi turis asing yang datang maupun berangkat melalui bandara ini,” ujarnya.

Bea cukai maupun imigrasi harus baik layanannya. Itu menjadi cara paling tepat untuk merebut hati orang asing atau turis yang datang. Tentu butuh peran seluruh komponen. Termasuk Angkasa Pura I. (tom/amd/fj)

Jogja Utama