
STOK AMAN: Kepala (Bappebti) Indrasari Wisnu Wardhana (tengah) memantau harga dan pasokan bahan kebutuhan pokok di salah satu pusat perpelanjaan di Jalan Bintaran, Kota Jogja Selasa (4/12). (SETIAKY A. KUSUMA/RADAR JOGJA)
JOGJA – Jelang akhir tahun fluktuasi harga bahan kembali menjadi sorotan pemerintah. Terutama beras. Kenaikan harga terjadi pada komoditas jenis medium dan premium. Berkisar Rp 500 – Rp 600 per kilogram. Sementara komoditas lain relatif stabil. Pasokannya pun aman.
Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Wisnu Wardhana memprediksi kenaikan harga beras medium dan premium berlangsung cukup lama. Hingga Februari 2019. “Ini yang harus diwaspadai,” ujarnya usai rapat koordinasi daerah ketersediaan pasokan dan stabilisasi harga barang kebutuhan pokok jelang Natal 2018 dan pergantian tahun di Hotel Grand Inna Selasa (4/12).
Kondisi tersebut terpantau di beberapa tempat penjualan produk kebutuhan pokok Selasa (4/12). Di antaranya, Pasar Kranggan, toko-toko ritel modern, dan gudang Bulog Divre Jogjakarta.
Berdasarkan keterangan para pedagang, harga beras medium naik karena pasokannya mulai susah. Itu lantaran mundurnya masa tanam. Sementara stok panen musim sebelumnya tinggal sedikit. Melihat kondisi tersebut Wisnu meminta Bulog menggelontor beras ke pasaran. Hingga harga stabil. “Stok Bulog cukup dan tak terpengaruh cuaca,” ucapnya.
Adapun harga per kilogram beberapa komoditas kebutuhan pokok yang terpantau, di antaranya: beras medium Rp 10 ribu, beras premium Rp 12.500, gula pasir Rp 10.500, telur ayam ras Rp 24 ribu, daging ayam broiler Rp 33 ribu, dan daging sapi Rp 115 ribu. Lalu cabai merah keriting Rp 20 ribu, cabai merah besar Rp 24 ribu, dan cabai rawit merah Rp 20 ribu. Kemudian bawang merah Rp 24 ribu, bawang putih Rp 19.600, dan tepung terigu Rp 9 ribu. Sedangkan minyak goreng curah Rp 9.700 per liter.
Wisnu berjanji jika harga komoditas tersebut mengalami kenaikan karena kurangnya pasokan, pemerintah akan menambahnya. “Kalau di Jogja kurang, nanti kami pasok dari daerah lain,” ujarnya.
Dikatakan, dari 15 daerah di Indonesia yang menjadi pantauan Bappepti, DIJ dan Denpasar, Bali menjadi perhatian khusus. Pergerakan wisatawan domestik menjadi alasannya. Dia memperkirakan, kedua daerah tersebut akan dibanjiri wisatawan asal Jakarta dan sekitarnya akhir tahun ini. Sehingga menyebabkan adanya pergeseran konsumsi dari DKI Jakarta ke daerah wisata.
Kendati demikian, Wisnu mengimbau pemerintah daerah. Untuk mewanti-wanti para pengusaha. Agar tidak aji mumpung. Dengan menaikkan harga kebutuhan pokok secara tidak wajar.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIJ Tri Saktyana mengatakan, kenaikan permintaan komoditas kebutuhan pokok jelang Natal diperkirakan sekitar 15-20 persen. Jumlah tersebut sedikit lebih rendah dibanding ketika Hari Raya Idul Fitri. Kenaikan jumlah kebutuhan tersebut untuk keperluan wisata dan pesta-pesta Natal, serta perayaan malam pergantian tahun.
“Kalau di Jogja, Natal dan tahun baru terkait dengan liburan sekolah. Peak season untuk wisatawan,” katanya. Langkah antisipasi kekurangan pasokan bahan pangan dengan membuka perdagangan antardaerah. Sedangkan pasokan beras diklaim sudah aman dengan stok yang ada di Bulog.
Kepala Bulog Drive DIJ Akhmad Kholisun menyatakan memiliki stok beras mencapai 12.128 ton, gula pasir 4.365 ton, minyak goreng 15.418 liter, dan daging kerbau 1,6 ton plus 7 ton stok tambahan yang sedang dikirim dari Jakarta. “Kami siap operasi pasar. Berapa pun kebutuhan DIJ,” ujarnya. Operasi pasar oleh Satgas Bulog. Bergerak di kabupaten/kota tiap Sabtu dan Minggu.
Munthuk, salah seorang pedagang beras di Pasar Beringharjo, Kota Jogja mengungkapkan, harga beras di kiosnya saat ini berkisar Rp 9.500 – Rp 10 ribu per kilogram untuk jenis C4 dan menthik wangi. Sedangkan jenis ramos super Rp 12 ribu. Beras merah dipatok Rp 13 ribu. “Harga kulakan naik sekitar Rp 500, tapi jualnya masih harga biasa (sebelum naik),” jelas perempuan asal Gamping, Sleman.
Munthuk mendapat pasokan beras dari Godean, Sleman; Delanggu; dan Sukoharjo. (tif/yog/fn)