RADARJOGJA.CO.ID – Komitmen Bupati Bantul Suharsono dan Wakil Bupati Bantul mengembangkan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) tak diragukan lagi. Hal ini dibuktikan dengan penyelenggaraan Gebyar Batik yang diselenggarakan Pemkab Bantul bersama manajemen Mangga Dua Square. Gebyar Batik Bantul tersebut dilaksanakan pada 27 April hingga 7 Mei mendatang.

Management Mangga Dua Square, Mulya Budiman mengatakan, keinginan Pemkab Bantul memasarkan batik produksi perajin batik Bantul sangat tepat. Sebab, banyak pengusaha dari berbagai daerah yang membeli batik secara grosir di Mangga Dua Square. Apalagi, motif batik yang diproduksi Bantul sangat banyak. “Pakaian batik masa kini banyak diminati oleh kawula muda,” kata Mulya Budiman.

Batik telah dinyatakan sebagai warisan budaya dunia oleh Unesco. Produksi batik awal berkembang dari keluarga Keraton dan dikembangkan atau ditiru di desa-desa. Di Bantul ada dua kecamatan sebagai sentra produksi batik yaitu Kecamatan Imogiri dan Kecamatan Pandak yang terkenal dengan batik tulisnya.

Bupati Bantul Suharsono mengapresiasi semua pihak atas prakarsa penyelenggaraan Gebyar Batik di Jakarta. Ajang pameran ini merupakan salah satu solusi jitu mengenalkan batik Bantul kepada calon buyer, pengrajin batik di jaman persaingan ini perlu untuk selalu mengembangkan inovasi dan kreasinya untuk menjaga kelangsungan hidupnya.

“Batik Bantul akan semakin dikenal oleh masyarakat dan dikenakan oleh masyarakat dari bagai wilayah di tanah air tak terkecuali warga asing,” kata Suharsono.

Gusti Kanjeng Bendoro Raden Ayu Adipati Paku Alam mengaku bangga atas penyelenggaraan Gebyar Batik Bantul 2017. Kegiatan ini merupakan bukti nyata nguri-uri warisan budaya adiluhung dan mempertahankan Kota Jogja sebagai Kotak Batik Dunia.

“Saya harapkan pengrajin batik di Bantul senantiasa menjaga dan menumbuhkan daya kreasi seni membatik, sehingga batik menjadi fashionnya orang Indonesia,” kata GKBRAA Paku Alam dalam sambutannya. (mar)

Bantul