RADARJOGJA.CO.ID – SLEMAN – Kesadaran untuk menjaga ekosistem air dilakukan warga Dusun Tempursari, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman. Kemarin (27/11), warga menggelar upacara Kenduri Banyu Udan.

Ketua panitia Kamaludin mengungkapkan, kenduri banyu ini merupakan bentuk keresahan warga terhadap kelestarian ekosistem air. Terlebih, dengan banyaknya pembangunan yang terkesan tidak tertata hingga akhirnya merusak sumber mata air dan ekosistem di sekitarnya.

“Saat ini banyak kegiatan-kegiatan yang meresahkan kami. Mulai dari penambangan pasir, eksploitasi air tanah hingga pembangunan perhotelan di Sleman. Semua itu dilakukan dengan dalih pembangunan,” ujarnya, kemarin (27/11).

Berangkat dari keresahan itu, warga mengadakan Kenduri Banyu Udan. Layaknya kenduri pada umumnya, kegiatan ini juga bermakna doa. Tujuannya, mendoakan agar anak cucu tetap bisa menikmati limpahan air. “Juga mengajak warga untuk lebih peduli terhadap kelestarian air,” ungkapnya.

Kamaludin menuturkan, salah satu hal yang bisa dilakukan dengan pemanfaatan air hujan. Warga bisa menabung air dengan adanya resapan air dan sumur biopori. Kamaludin mengajak agar masyarakat berperan aktif dengan program-program ini.

“Biasanya warga memanfaatkan air tanah untuk keseharian. Sementara pemanfaatan air hujan dengan penampungan belum optimal. Padahal manfaatnya sama besarnya jika ditabung untuk keseharian,” jelasnya.

Kenduri banyu ini semakin gayeng dengan adanya kirab budaya dan aksi teatrikal yang menggambarkan pentingnya air. Selanjutnya mengemas sebuah talk show dengan narasumber berkompeten.

“Pendekatan kampanye ini tentu harus dengan berbagai cara. Melalui seni dengan adanya kirab dan teatrikal. Dilengkapi bincang-bincang dengan kajian-kajian menarik seputar pemanfaatan air hujan,” katanya.

Tokoh masyarakat Dusun Tempursari Darsono mengatakan, kegiatan ini sangat bernilai positif. Pelestarian air harus melibatkan semua elemen masyarakat. Keterlibatan warga dalam kenduri ini juga bermakna positif. Salah satunya keterlibatan anak-anak dalam Kenduri Banyu Udan. Darsono menilai, proses transfer informasi berjalan dengan baik terutama bagi generasi muda.

“Selama ini air hujan tidak dimanfaatkan dan mubazir. Mulai sekarang harus dimanfaatkan,” ujarnya. (dwi/ila/ong)

Jogja Utama