SETIAKY A.KUSUMA/Radar Jogja
SLEMAN – Pasangan Eko Purnomo dan Fenia Arinanda yang disebut-sebut menjemput dr. Rica Tri Handayani, mengaku pernah mengatakan akan pindah ke Pulau Kalimantan. Hal itu dikatakan sebelum keduanya pergi dari rumah kontrakannya pada malam Natal, akhir tahun lalu.
Tetangga pasangan Eko dan Feni di Perumahan Griya Pesona Sidoarum, Tangkilan, Godean, Ramlan Supriyadi, 45, mengatakan, suatu ketika Feni pernah mengungkapkan ingin pindah ke Kalimantan. Namun dia tidak tahu alasan keduanya pergi dari kontrakan.
“Terakhir lihat pas sore sebelum Natal. Mereka (Eko dan Feni) pergi naik motor bawa anaknya yang kecil. Tapi saya tidak tahu kemana, katanya jalan-jalan,” ujar Didi, sapaan Supriyadi kepada wartawan, Kamis (7/1).
Dia dan warga sekitar rumah kontrakan itu juga tidak tahu-menahu kalau keduanya sudah pindah. Sebab saat pergi tersebut, tidak membawa koper dan barang-barang dalam jumlah besar. Didi dan keluarganya yang telah tinggal di kompleks tersebut selama 10 tahun, tidak tahu kalau kemudian pasangan itu pindah dari kontrakan tersebut.
“Orang kompleka sini pada tidak tahu. Itu rumah kontrakan, yang punya siapa juga nggak tahu. Yang punya jarang ke sini. Mereka ngontrak baru setahunan,” imbuhnya.
Pasangan tersebut, diakui juga pernah bersosialisasi dengan ikut pertemuan warga. Tapi untuk Eko, jarang terlihat karena bekerja pagi dan pulang sore. “Orangnya baik, ramah, biasa. Istrinya seringnya momong anak. Putranya baru satu. Tapi tidak pamitan kalau mau pindahan,” ungkapnya.
Istri Didi menyebut, Feni pernah mengungkapkan ingin pindah ke Pulau Kalimantan. Itu dikatakannya setelah sebelumnya baru pulang dari Lampung, Sumatera. Saat itu dia tidak curiga pada perkataan Feni tersebut. “Pernah bilang mau ke Kalimantan. Tapi saya tidak tanya kapan dan apa keperluannya. Tahu-tahu sudah ndak pernah kelihatan,” ucapnya.
Didi menambhkan, selang tiga hari sebelumnya saat heboh hilangnya dr. Rica, sempat ada beberapa petugas polisi yang mendatangi tempat tinggal Eko dan Feni. Mereka mencari keterangan tentang keseharian pasangan Eko dan Feni.
“Mereka (Eko dan Feni,red) pakaiannya biasa. Istrinya gak berjilbab. Malah mau dolanan sama anjing juga. Makanya saya aja kaget bener ada polisi banyak,” cetusnya.
Kepada warga, Eko mengaku bekerja sebagai asisten dosen di sebuah kampus. Namun mengenai sosok dr. Rica yang disebut pergi bersama pasangan suami istri itu, mereka belum pernah melihat.
Dari pantauan Radar Jogja di kontrakan Eko Purnomo dan Feni, di bagian luar masih terserak beberapa poster-poster kartun. Selain beberapa pasang sepatu di rak yang ada di sisi samping rumah. Di bagian dalam, ada kursi busa warna hijau di ruang tamu. Juga lemari plastik di samping kursi tersebut. Di atas lemari ada beberapa tumpuk kitab dan Alquran kecil bersampul kuning emas. Selebihnya, kamar samping kosong.
Sementara di depan pintu terdapat struk bukti transfer oleh Eko Purnomo kepada seseorang pada akhir bulan September 2015 sebesar Rp 8 juta.
Sementara itu, di rumah fisioterapis RS. Sardjito yang juga menghilang Ny ES, 40, kondisinya sepi. Tetangganya di Perumahan Darusalam, Mejing Wetan, A12, RT 12 RW 5 juga tidak tahu menahu keberadaan ES. Gerbang depan rumah berwarna abu-abu itu digembok dari luar.
Di depan garasi masih ada dua sepeda motor Vario berplat AB2593WA dan Supra X dengan nomor polisi AB4245LF. Selain itu juga ada tiga buah sepeda kayuh dengan kondisi sangat berdebu.
“Kita tidak tahu perginya kemana. Di sini disepakati satu pintu, untuk wawancara ada prosedurnya silakan ke pak RT atau RW. Ini untuk kenyamanan warga,” ujar salah seorang warga kompleks setempat yang enggan menyebutkan namanya. (riz/jko/ong)