RADAR JOGJA – Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Daerah Istimewa Jogjakarta (DIJ) menggelar workshop program latihan menuju babak kualifikasi (BK) Pekan Olahraga Nasional (PON) pada Sabtu (10/12) lalu. Kegiatan ini digelar di Graha Wana Bhaktiyasa dan diikuti oleh pelatih dari berbagai cabang olahraga (cabor).

Kegiatan ini digelar untuk mempersiapkan kualitas seluruh pelatih dan mencoba memaksimalkan program-program latihan. Harapannya bisa mengejar hasil maksimal di BK PON 2023 mendatang. KONI DIJ berkomitmen untuk meningkatkan prestasi atlet DIJ di ajang PON 2024 mendatang. “Kami menyelenggarakan workshop program latihan untuk menyiapkan pelatih yang akan mengawal kontingen DIJ menuju Pra PON dan PON,” kata Ketua Umum KONI DIJ Djoko Pekik Irianto.

Menurut Djoko, kegiatan tersebut sangat penting bagi pengembangan dan memaksimalkan atlet. Sebab, salah satu tugas pelatih yang utama adalah melatih. Keberadaan pelatih berkualitas penting untuk menunjang pola pembinaan, pola latihan, dan hasil prestasi atlet-atlet yang selama ini menjadi anak didiknya. Dalam pelaksanaan latihan itu semua harus terukur, obyektif dan presisi. “Karena itulah seorang pelatih harus tahu periodisasi dalam latihan, kapan akan dilakukan periodisasi latihan umum, latihan khusus, hingga pra, serta saat pertandingan,” ujarnya.

Jadwal terdekat yang harus dihadapi atlet-atlet DIJ di level nasional adalah ajang BK PON yang akan dimulai pada 2023. BK PON maksimal akan digelar pada September 2023. Bahkan untuk cabor beladiri, pelaksanaan BK PON akan dipusatkan di Solo pada Juni 2023. “Jadi tinggal sembilan bulan persiapan saja. Untuk beladiri semakin pendek karena digelar bersamaan di Solo pertengahan tahun depan, harus siap-siap dari sekarang,” ucap Djoko.

Kegiatan workshop itu menghadirkan pembicara dari FIK UNY yakni Ria Lumintuarso. Dalam paparannya, Ria menjelaskan tentang empat periodisasi dalam sebuah program latihan. Mulai dari persiapan umum, persiapan khusus, pra kompetisi dan kompetisi utama.

Untuk periode umum, nantinya akan menjadi tahapan periode terlama dalam latihan seorang atlet. Sedangkan di periodisasi persiapan khusus, pelatih akan meningkatkan volume dan mencapai puncaknya pada awal-pertengahan fase ini. Kemudian menurun sampai pada periode kompetisi dan transisi. Pada periode pra kompetisi, volume latihan akan semakin menurun, namun intensitas latihannya justru meningkat. Sementara periode kompetisi utama adalah tanggal di mana atlet akan bertanding atau berlomba. (cr5/din)

Jogja Sport