RADAR JOGJA – PSS Sleman menghormati keputusan operator liga yang melakukan penundaan kompetisi Liga 1 selama satu minggu. Ini menyusul tragedi Stadion Kanjuruhan Malang usai laga Arema FC v Persebaya Surabaya, Sabtu (1/10) yang mengakibatkan ratusan korban jiwa.

Direktur Utama PT Putra Sleman Sembada (PT PSS) Andywardhana Putra megatakan, keputusan tersebut adalah yang terbaik untuk saat ini. “Jadi kita semua punya kesempatan untuk mengevaluasi dan berbenah,” katanya, kemarin (2/10).

Menurutnya, hal ini bertujuan agar semua aspek bisa lebih aman, bersahabat, dan menjadi lebih baik dalam penyelenggaraan pertandingan di sepak bola Indonesia. “Karena kita harus menyadari ini tidak hanya bisa terjadi di Malang. Ini bisa terjadi di manapun jika dengan kondisi seperti ini,” ucap Andy.

Namun, dia enggan menanggapi apakah sebaiknya liga dihentikan atau tidak. Karena menurutnya hal yang paling penting untuk saat ini adalah rasa duka mendalam dan trauma yang akan para suporter rasakan.”Semoga masalah ini bisa segera dievaluasi dengan baik tanpa saling menyalahkan satu sama lain dan kita semua bisa memulai kompetisi dengan lebih baik lagi,” imbuhnya.

PSS Sleman sebagai sesama kontestan Liga 1 turut berbelasungkawa kepada para korban meninggal dunia pasca tragedi Kanjuruhan. “Kami sangat menyesalkan kejadian ini. Tentu kita semua harus mengambil hikmah atas kejadian ini,”ujarnya.

Ia berharap agar hal ini tidak terulang lagi. “Semoga ini menjadi yang terakhir untuk ke depannya,” sambungnya.
Ketua Umum Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI Daerah Istimewa Jogjakarta (DIJ) Ahmad Syauqi Soeratno menyampaikan ungkapan duka cita kepada para korban. “Semoga para korban mendapat tempat terbaik di sisi-Nya,” ujarnya.

Ia berharap siapa pun yang memiliki otoritas dan kewenangan untuk menyelenggarakan, mengikuti, dan menikmati pertandingan agar dapat mengambil pelajaran terbaik dari insiden ini. “Semoga lebih serius untuk bersama-sama membesarkan dan memajukan sepak bola Indonesia. Semoga kejadian menjadi kejadian terakhir dan tidak pernah terjadi lagi di Indonesia,” pungkasnya. (cr5/din)

Jogja Sport