
FIGHT : Gelaran cabor eksebisi kickboxing di Gedung Serbaguna Sleman, Kamis (8/9). (ANNISSA KARIN/RADAR JOGJA)
RADAR JOGJA – Kickboxing menjadi cabang olahraga eksebisi yang dipertandingkan pada gelaran Porda XVI DIJ. Olahraga ini mulai terdaftar dalam keanggotaan KONI DIJ sejak 27 Maret 2020.
Ketua Pelaksana Eksebisi Kickboxing Porda XVI Lafran Arse Jamaluddin mengatakan kickboxing merupakan jenis olahraga yang menggabungkan antara tendangan dan pukulan. Menurutnya, olahraga ini tak sekedar memberikan serangan secara brutal kepada lawan. Namun, harus memperhitungkan taktik dan strategi.
“Kalau kickboxing ini kita ikuti dari Wako (world asssociation of kickboxing organization) yang berpusat di Swiss itu kita taktik, strategi, dan poin. Jadi, kita harus benar-benar bermain cantik, lincah, dan siapa yang cepat itu dia akan mendapat poin yang banyak,” jelasnya saat ditemui di Gedung Serbaguna Sleman, Kamis (8/9).
Lafran mengatakan, meski mirip tinju dan muay thai, tetapi ada beberapa perbedaan yang mendasar. Salah satunya saat peserta memperolehan poin.
Untuk mendapatkan poin, para peserta kickboxing harus melakukan pukulan dengan bersih. Artinya, pukulan diberikan kepada lawan dalam bentuk yang benar dan tidak ada tangkisan.
“Kalau kickboxing benar-benar tendangan dan pukulan yang bersih dengan bentuk yang benar. Masuk bersih itu ya misal ya ke arah wajah. Pukulannya itu masum ke wajah, bersih. Tidak ada tangkinsan ataupun blocking. Dan itu dengan pukulan yang terarah dan tepat, benar, formnya juga betul,” katanya.
Pada gelaran Porda XVI kali ini, Lafran mengatakan persaingan akan terjadi ketat. Menurutnya, tiap kabupaten dan kota memiliki kekuatannya masing-masing. Kabupaten Sleman tercatat mengirimkan 38 atlet pada pertandingan eksebisi kickboxing Porda XVI.
Dia menambahkan, beberapa waktu lalu pihaknya sempat mengirimkan sebanyak 6 atlet kickboxing. Guna mengikuti pelatnas sebagai persiapan mengikuti perhelatan SEA Games. Hanya saja belum ada atlet asal Jogjakarta yang berhasil mengikuti kompetisi tersebut.
“Peta kekuatannya ini seru ya, antara Sleman, Bantul, dan Kota Jogja. Kita masih minus yang di Gunungkidul. Di Kulonprogo juga bagus sekali. Mereka sudah banyak pengalaman di event-event nasional,” ujarnya.
Sesuai arahan KONI DIJ, ditargetkan cabor eksebisi kickboxing ini akan ditandingkan pada gelaran Porda selanjutnya. Dia berharap pertandingan eksebisi akan menciptakan bibit-bibit atlet kickboxing yang berprestasi.
“Targetnya, kita akan menjadi cabor yang resmi di Porda XVII pada 2024 atau 2025. Itu targetnya,” katanya. (isa/dwi)