RADAR JOGJA – Empat pengurus Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Daerah Istimewa Jogjakarta (DIJ) mengajukan pengunduran diri menyusul kegagalan di Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua 2021. Selain Wakil Ketua Umum (WKU) II sekaligus ketua kontingen PON DIJ Rumpis Agus Sudarko, ada pula anggota Bidang Pembibitan dan Pembinaan Prestasi Awan Hariono, anggota Bidang Pendidikan dan Penataran Muhammad Hamid Anwar, serta anggota Bidang Sarana Prasarana dan Aset Topan Faisal Rizal.
Rumpis mengatakan, surat pengunduran diri tersebut sudah diterima langsung oleh Ketua Umum KONI DIJ Djoko Pekik Irianto pada 17 November lalu. Rumpis berujar, keputusan untuk mundur sudah bulat. Sebagai WKU yang membawahi pembinaan dan prestasi, dirinya merasa bertanggungjawab atas hasil PON XX Papua.
Pria yang pernah menjabat Dekan FIK UNY itu menuturkan, capaian medali emas DIJ di multievent empat tahunan itu masih sangat jauh dari yang diharapkan. Ya, dari target 11 medali emas, Kota Gudeg hanya mampu membawa pulang delapan emas saja. Itu pun, kata Rumpis, jika diperinci lagi sebetulnya capaian DIJ di Bumi Cenderawasih jauh lebih jeblok.
“Dari 11 itu, sebenarnya hanya enam yang membuahkan hasil. Yang dua emas dari catur itu bonus karena tidak kami targetkan. Jika target 11 emas dan terealisir enam, itu kan jauh,” kata Rumpis kemarin (21/11).
Sementara itu, Muhammad Hamid Anwar menyatakan, kegagalan di PON bukan semata kegagalan person Ketua Kontingen, melainkan sebuah sistem. Karena itu, sebagai bagian dari KONI DIJ dirinya juga turut bertanggungjawab. “Ada beberapa tugas lain yang cukup menyita waktu. Saya tidak mau kalau urusan pembinaan olahraga prestasi di KONI DIJ hanya sekadar sampingan saja,” ujarnya.
Hal senada disampaikan Topan Faisal Rizal. Topan menegaskan, pengunduruan diri tersebut sebagai bentuk pertanggungjawaban dirinya atas kegagalan PON lalu. Terlebih, penunjang dari Binpres yakni bidang Sarpras, sehingga apabila prestasi di PON tidak sesuai target, pihaknya harus ikut bertanggung jawab.
Terpisah, Djoko Pekik Irianto membenarkan jika empat pengurusnya telah resmi mengajukan surat pengunduran diri. Tapi, soal surat tersebut pihaknya masih akan mendalami dulu sembari memastikan program tetap berjalan. Dan, jangan sampai ada program yang tertunda.
“Kami pastikan semua program harus berjalan. Kita cari solusi terbaik, utamanya program pokoknya harus berjalan,” papar Djoko. (ard/din)