RADAR JOGJA – Jordyno Putra Dewa adalah satu di antara tiga penjaga gawang yang dimiliki PSIM Jogja musim ini. Dia didatangkan klub berjuluk Laskar Mataram itu pada musim 2020 lalu. PSIM menjadi klub ke tujuh yang ia bela.

Sepanjang karir di lapangan hijau, Dyno -sapaannya- lebih banyak memperkuat klub Liga 2 dan Liga 3. Mulai dari Persema Malang, PSIL Lumajang, hingga Karo United. Kemudian pada 2018 ia mencoba peruntungan di Persiba Bantul. Lalu petualangannya berlanjut ke Persipa Pati dan PSG Gresik (2019). Dan, di PSIM sampai saat ini.

Bermain di kompetisi kasta tertinggi sepak bola nasional tentu menjadi impian setiap pesepak bola. Tak terkecuali Dyno. Bersama PSIM, ia ingin mewujudkan mimpinya tersebut. “Untuk itu saya fokus ke PSIM dan semoga dapat banyak menit bermain. Mudah-mudahan tahun ini tim bisa promosi ke Liga 1,” kata Dyno kepada Radar Jogja.

Sebetulnya, musim ini dia sempat mendapat tawaran dari sejumlah klub. Sebut saja Persela Lamongan hingga Semen Padang. Namun, hatinya tak bisa berpaling ke klub lain hingga akhinya memutuskan bertahan di Kota Gudeg. “Hati saya masih pengin di PSIM,” ujar penghobi mancing itu.

Dyno lahir dan besar dari keluarga atlet. Sang ayah, Nurul Kusnaini adalah mantan penjaga gawang Persema Malang. Sedangkan ibunya Astutiningsih menggeluti olahraga bola voli. “Dari keluarga memang atlet. Bapak ikut tim Armada FC yang sekarang jadi Arema itu dan kali pertama jadi atlet profesional bela Persema, terus ke Persewangi dan terakhir di Persekam Metro FC. Jadi sejak SD saya sudah menekuni sepak bola,” paparnya.

Kiper 24 tahun itu menceritakan, awal ketertarikan terhadap si kulit bundar tak lepas dari peran sang ayah. Orang yang kali pertama mengenalkan dia sepak bola. Ya, kala itu Dyno kecil sering diajak latihan ayahnya di Lapangan Tumpang, Kabupaten Malang.

Tidak hanya itu, Dyno juga kerap diajak menonton sang ayah bertanding di Stadion Kahuripan Talok Turen, Malang. Dari situ keinginannya menjadi pesepak bola semakin kuat. “Beliau sangat berjasa untuk karir saya. Ibu dan kakak juga selalu support,” ungkap anak kedua dari dua bersaudara itu.

Selain sang ayah, pemain kelahiran 26 Juli 1997 itu juga mengidolakan sosok kiper Manchester City Ederson Moraes dan mantan kiper Timnas Hendro Kartiko. Alasannya? “Suka dengan cara bermain dan ketenangan mereka di lapangan,” bebernya.

Yang pasti, Dyno berjanji akan bekerja lebih keras agar menjadi pilihan tim pelatih. Mengingat saat ini PSIM punya dua penjaga gawang mumpuni seperti Imam Arief Fadillah dan Junaidi Bakhtiar. (laz)

Jogja Sport