RADAR JOGJA – Persatuan Tinju Amatir Indonesia (Pertina) Kulonprogo bertekad untuk terus memajukan pembinaan olahraga tinju di tingkat daerah. Salah satunya melalui kegiatan ekstrakurikuler di sejumlah sekolah. Harapannya ke depan pembinaan bisa diteruskan dengan pola berjenjang seperti Pusat Pembinaan dan Latihan Daerah (PPLD) hingga Kelas Khusus Olahraga (KKO).
Ketua Pertina Kulonprogo Ferry Kuahaty mengatakan sejauh ini Pertina Kulonprogo punya track record cukup apik. Hal itu ditunjukkan dengan sejumlah prestasi yang dicapai, baik di tingkat nasional maupun internasional. “Dengan pola pembinaan semi profesional, secara terpadu dan tersentral menjadikan para petinju kami selalu dapat ambil bagian di sejumlah event untuk mewakili DIJ di ajang seperti Popnas, Kejurnas junior dan Pra-PON,” ujarnya, Selasa (10/11).
Lebih lanjut, Ferry menuturkan selama pandemi atlet tinju Kulonprogo tetap menjalankan latihan secara rutin. Dalam sepekan latihan digelar sebanyak tiga kali. “Anak-anak tetap latihan meski ya event amatir Pertina tidak ada selama pandemi. Jadi kami hanya ikut program eksibisi lokal dengan mengundang Purworejo dan sebaliknya, dalam waktu dekat kami lanjutkan dengan Pertina Sragen,” bebernya.
Disisi lain, pria yang juga menjabat Ketua Harian Pertina DIJ itu berujar pihaknya sangat mengapresiasi dan berterimakasih kepada Pemerintah yang terus berupaya mengangkat prestasi dan pembinaan olahraga daerah. Adapun beberapa program pembinaan atlet dari Dikpora serta program KONI merupakan wujud kepedulian dan komitmen pemerintah terhadap pembinaan olahraga di daerah.
Kendati demikian, Ferry tak memungkiri jika Pertina Kulonprogo masih mengalami pasang surut dalam perkembangannya. Utamanya dalam proses pembinaan yang di nilai stagnan. Hal itu karena kurangnya kompetisi ditingkat daerah. “Pembinaan olahraga daerah lebih cenderung dilakukan hanya ketika ada kompetisi. Kurangnya konsen kita yang menjadikan terhambatnya prestasi olahraga daerah termasuk cabor tinju didalamnya,” katanya.
Nah, untuk menggiatkan olahraga daerah menurut dia harus dimulai dengan mencari format terbaik agar dapat menyentuh semua lini pembinaan olahraga. Dikatakan, olahraga harus terbangun secara sinergi dan terkoneksi dari bawah serta melibatkan semua pihak. “Dikpora dan KONI sebagai pengambil kebijakan serta pengelola dan pelaksananya mungkin harus lebih memaksimalkan potensi lokal dan menggerakan semua pelaku olahraga daerah,” ucap Ferry.
“Karena hemat saya olahraga kita masih berjalan di seputar KONI daerah sementara pembinaan ditingkat Desa dan Kecamatan belum ada pola pembinaan yang terprogram secara baku. Sedangkan pada SKPD pengelola olahraga kita belum memiliki yang namanya manajemen dan inovasi olahraga maju, prestasi dan professional,” imbuh pria asal Sanahu Seram, Maluku Tengah itu. (ard/yog)