RADAR JOGJA – Pasar Ramadan menjadi salah satu hal yang ditunggu masyarakat saat bulan puasa. Para pedagang dan pembeli bertemu di area tertentu. Aneka macam kuliner khas buka puasa dijual, bervariasi dan lengkap.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) DIJ Budiharto Setyawan mengatakan, pasar Ramadan menjadi salah satu tempat perputaran ekonomi. Apalagi DIJ merupakan kota pelajar dan wisata, banyak orang yang memanfaatkan pasar tahunan ini.

“Kegiatan pasar Ramadan kan mereka (pedagang) membutuhkan komoditas untuk berproduksi. Ini akan mendorong perekonomian,” ujarnya kemarin (26/3).

Kebutuhan bahan pokok akan meningkat seiring dengan proses produksi. Inflasi dapat ditekan dan perputaran ekonomi tumbuh dengan adanya pergerakan masyarakat. Kegiatan yang berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi, terus didorong.

“Oh iya (pasar ramadan berdampak ekonomi, Red). Sebenernya kemarin Ngarsa Dalem bilang gini, pertumbuhan ekonomi harus lebih tinggi daripada inflasi, supaya tidak tekor dan defisit. Untuk kegiatan masyarakat, untuk mendorong konsumsi itu juga kami dorong,” jelasnya.

Meski begitu, Budiharto mengatakan konsumsi masyarakat harus dikontrol sesuai dengan kebutuhan. Agar tidak terbuang percuma dan produksi dapat dilakukan secara bijak sesuai kebutuhan.

“Di sisi lain masyarakat belanja secara bijak. Jadi kalau mau kolak, cukup beli satu aja agar tidak terbuang. Sehingga produksi juga mempertimbangkan, berapa dia beli gula, telur dan lain-lain, Jadi ada keseimbangan,” jelasnya.
Di DIJ sendiri menjamur pasar Ramadan di sejumlah titik. Di antaranya di Lembah UGM, Kampung Ramadan Jogokariyan, Pasar Ramadan Pakualaman, Pasar Ramadan Kauman, Pasar Ramadan Plasa XT Square, Pasar Ramadan UPN Veteran dan Jalur Gaza. (lan/laz)

Jogja Raya