RADAR JOGJA – Kipas kertas warna-warni sebagai mainan tradisional anak-anak zaman dulu, banyak dijumpai saat Garebeg Sekaten di Alun-Alun Utara Jogja. Sukristiyono, warga Semaki Kulon, Kota Jogja, punya kenangan tersendiri dengan kipas kertas ini.

Ia menceritakan pengalamannya saat kecil dulu sering bermain kipas kertas. Bahkan tak jarang ia sering memanggil penjual kipas kertas itu. “Penjualnya yang saya ingat selalu memakai pakaian khas, pakai jarik dan rambutnya digelung,” ujarnya.

Dulu di daerah Semaki Kulon masih ada penjual kipas kertas yang berkeliling kampung. Mainan kipas-kipasan kertas itu masih sangat banyak dan sering ia jumpai.

“Dulu para penjual keliling itu menancapkan kipas-kipasan itu di batang pisang dan dikelilingkan,” kata pria yang menjabat sekretaris RW di kampungnya ini.
Mainan kipas kertas itu sering digunakan bermain bersama teman-teman Sukristiyono waktu kecil. Walaupun mainanya sangat sederhana, saat bermain terasa sangat senang. “Dulu bermain mainan tradisonal seperti itu sudah senang banget,” tuturnya.

Mainan kipas kertas itu dulu juga banyak dijumpai di pasar-pasar tradisional. Bahkan bisa dikatakan hampir di setiap pasar tradisional ada penjual mainan itu.

“Pernah juga saya habis sunat minta ke orang tua untuk membelikan mainan itu, sampai orang tua saya mencarikannya ke pasar,” ungkap Sukristiyono.
Ia menambahkan mainan itu sangat banyak dijumpai saat Garebeg sekaten di Alun-Alun atau di Sewandanan, Pakualaman.

“Saat Garebeg Sekaten dulu banyak mainan tradisional dijualbelikan. Ada kipas kertas warna, ada telur merah, payung-payungan, dan kadang juga ada gangsingan,” tambahnya.

Sukristiyono menyayangkan jika kini banyak mainan tradisonal seperti kipas kertas itu sudah sulit dijumpainya. “Sekarang saya jarang melihat mainan seperti itu. Di Alun-Alun juga sudah tidak ada yang jualan pas Sekatenan. Sudah jarang dijumpai,” tandasnya. (cr2/laz)

Jogja Raya