RADAR JOGJA – Salah satu pemanis tampilan bagi muslimah adalah dengan menggunakan kardigan (cardigan). Potongannya dapat memberi kesan layering pada outfit. Namun di sisi lain, kardigan membantu pemakainya terutama muslimah, untuk menutup lekuk tubuh.
Lukmanawati Rahayu jadi salah satu pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang bergerak di bidang fesyen muslim. Kardigan, dipilihnya sebagai salah satu produk yang dijualnya dengan brand Lulaku. “Sebenarnya karena melihat kebutuhan perempuan muslimah (terpikir memproduksi kardigan, Red),” beber Luluk, sapaan akrabnya diwawancarai Radar Jogja.
Berangkat dari semangat ingin berdakwah, Luluk mencoba mendukung niatan baik muslimah. Tidak dipungkiri, muslimah kerap terbatas dengan koleksi pakaian yang dimilikinya. Terutama, bagi yang baru hijrah. “Kok pakaian terasa seksi sekali, kardigan bisa jadi solusinya,” cetusnya.
Oleh sebab itu, perempuan 39 tahun ini memproduksi kardigan dengan panjang yang cukup. Sehingga menutup lekuk tubuh muslimah pada bagian belakang. “Kalau pakai kardigan jadi nggak kelihatan seksi dan membentuk tubuh. Sesuai dengan syariat,” lontarnya.
Luluk mengakui bahwa dia sebelumnya melakukan penelitian panjang. Dalam menentukan jenis bahan dan model kardigan yang diproduksinya. Berangkat dari sejarahnya, kardigan sebetulnya diperkenalkan oleh kaum Adam. Dia adalah James Brudenell, seorang mayor jenderal angkatan darat Inggris. “Konsepnya semacam jaket yang terbuka di bagian depan,” papar Luluk.
Fungsi awal cardigan adalah sebagai penghangat tubuh pada tentara. Tapi, baju penghangat itu dibuat agar tidak merusak tatanan rambut. “Bentuk kardigan yang sekarang banyak beredar di pasaran, itu hasil pengaruh dari James Brudenell. Dan ternyata cocok juga untuk Indonesia dengan iklim tropis,” sebutnya.
Guna menyesuaikan konsep dengan iklim Indonesia, Luluk terlebih dahulu hunting kardigan dari beberapa brand internasional. Hingga akhirnya dapat menentukan bahan terbaik sesuai dengan konsep yang diinginkan. “Aku pinginnya kardigan yang aku produksi manis tapi tidak gerah. Rata-rata suka bahan knit. Karena bahan yang nggak panas, tapi juga ironless,” ujarnya.
Selesai memilih bahan, Luluk juga menentukan sendiri desain kardigan produksinya. Dia menginginkan model klasik yang simple. Sebab dia ingin menyasar pasar muslimah dari semua golongan. Ibu dua orang putra ingin, muslimah dengan begai jenis bentuk badan dan usia dapat mengenakan kardigan hasil produksinya.
“Aku cari apa yang sedang digemari perempuan muslimah, bisa all age dan all size. Supaya lebih manis dan everlasting, lengannya aku buat balon,” jabarnya. (fat/bah)