
TURUNKAN KUALITAS: Sebagian besar lahan pertanian milik warga di Desa Krinjing, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang tertutup abu vulkanik akibat erupsi Gunung Merapi. Akibatnya, terjadi penurunan kualitas hasil pertanian.(NAILA NIHAYAH/RADAR JOGJA)
RADAR JOGJA – Dinas Pertanian dan Pangan (Distanpangan) Kabupaten Magelang mencatat ada 1.681,8 hektare lahan pertanian dan perkebunan milik warga yang tertutup sebaran abu vulkanik erupsi Gunung Merapi pada Sabtu (11/3) lalu. Dengan kondisi yang berbeda-beda. Ada yang terrdampak ringan, sedang, hingga berat.
Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Distanpangan Kabupaten Magelang Ade Sri Kuncoro Kusumaningtiyas menyebut, dari 11 kecamatan yang terdampak hujan abu, ada dua wilayah dengan dampak cukup signifikan. Yakni Kecamatan Sawangan dan Dukun dengan enam macam komoditas pertanian dan perkebunan yakni cabai, kol (kubis), tomat, sawi, buncis, dan kopi.
Dari jumlah itu, 193 hektare komoditas cabai dengan kerusakan ringan, 570 hektare rusak sedang, dan 154 hektar rusak berat. Untuk kol, ada 44 ketare rusak ringan, 217,5 hektare rusak sedang, dan 25,8 hektare rusak berat. Kemudian komoditas tomat ada 55 hektare rusak ringan, 48 hektare rusak sedang, dan 19 hektare rusak berat.
Selain itu, ada 62,5 hektare sawi yang rusak ringan, 1995,5 hektare rusak sedang, dan 46,5 hektare rusak berat. Lalu, komoditas buncis rusak ringan 14 hektare, rusak sedang 18 hektare, dan rusak berat 11 hektare. Terakhir, ada 2 hektare kopi yang rusak ringan dan 2 hektare rusak berat.
Sejauh ini, sudah ada langkah-langkah yang dilakukan Distanpangan. Terutama mendata seluruh komoditas yang mengalami kerusakan serta memilahnya. “Kemudian, sudah berkoordinasi dengan seluruh penyuluh pertanian lapangan (PPL), pemerintah desa, dan Kementerian Pertanian untuk melihat dampak dan tindak lanjutnya,” paparnya kemarin (14/3).
Ade mengatakan, sudah ada bantuan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang terkait penyediaan mobil tangki. Yang mana dapat digunakan ketika kelompok tani perlu menyemprot lahan-lahan pertaniannya. Beberapa hari ini, para petani juga melakukan pembersihan secara manual, yakni disemprot menggunakan air dan digoyang-goyangkan.
Untuk selanjutnya akan ada pembersihan lahan pertanian dan perkebunan dengan mengerahkan para kelompok tani dan masyarakat setempat. Tepatnya di Desa Krinjing dengan lahan seluas 20 hektare. “Akan ada penyemprotan masal menggunakan handspryer milik dinas pertanian sebanyak 40 tangki dan ada yang dari swadaya masyarakat,” terangnya.
Dia berharap, erupsi segera mereda dan para petani di Kabupaten Magelang kembali menjalankan aktivitasnya seperti biasa. Kendati begitu, tidak semua lahan pertanian dan perkebunan terdampak hujan abu. Sehingga dapat memenuhi kebutuhan sayur maupun komoditas lain yang dibutuhkan masyarakat. (aya/laz)