
MENDUNG : Warga melintasi kawasan Simpang Empat Tugu Pal Putih Jogjakarta, Selasa (14/3). (DWI AGUS/RADAR JOGJA)
RADAR JOGJA – Stasiun Meteorologi (Stamet) BMKG Yogyakarta International Airport (YIA) memprediksi cuaca di Jogjakarta berpotensi ekstrem selama tiga hari kedepan. Teridentifikasi mulai bertambahnya potensi curah hujan dalam kurun waktu tersebut. Fenomena alam ini merata terjadi di seluruh wilayah Jogjakarta.
Kepala Stamet BMKG YIA menuturkan penyebab kondisi ini. Dipicu adanya pusat tekanan rendah di Samudera Pasifik sebelah timur Filiphina. Ini berpotensi menimbulkan pola angin belokan atau shearline di wilayah Jogjakarta.
“Meski secara umum pola angin masih timuran. Dari pantauan profil vertikal kelembapan udara yang cukup tinggi, sekitar 70 sampai 90 persen,” jelasnya, Selasa (14/3).
Kondisi dikombinasi dengan adanya labilitas lokal pada siang hari yang cukup kuat. Berimbas pada pembentukan awan hujan di wilayah Jogjakarta. Kondisi-kondisi tersebut masih dapat meningkatkan potensi cuaca ekstrem dalam periode 1 hingga 3 hari kedepan.
Mengamati potensi tersebut, Stamet BMKG YIA memprakirakan potensi curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat. Dalam catatan ini dapat disertai kilat, petir dan angin kencang untuk periode 15 Maret hingga 17 Maret 2023.
“Tangal 15 Maret potensi hujan di Kota Jogja, Sleman dan Kulonprogo utara. Lalu 16 Maret di Kota Jogja, Sleman, Kulonprogo, Bantul dan Gunungkidul sisi utara. Untuk 17 Maret di Kota Jogja, Sleman, Kulonprogo, Bantul dan Gunungkidul sisi utara,” katanya.
Stamet BMKG YIA, lanjutnya, mengimbau masyarakat agar tetap waspada. Terutama terhadap potensi cuaca ekstrem di Jogjakarta. Kondisi ini dapat menimbulkan bencana hidrometeorologi berupa banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang dan puting beliung.
“Terutama untuk masyarakat yang berada dan tinggal di wilayah rawan bencana hidrometeorologi. Kami imbau untuk waspada dan instansti terkait menguatkan mitigasinya,” ujarnya. (Dwi)