RADAR JOGJA – Pos Pengamatan Gunung Merapi (PGM) di Babadan kemarin (12/3) mencatat ada penurunan kejadian awan panas guguran (APG) yang signifikan dibanding erupsi pada Sabtu (11/3). Vulkanik dangkal (VA) menurun, karena sudah banyak guguran. Saat ini masih didominasi gempa guguran.

Berdasarkan pantauan di lokasi, cuaca cerah. Namun ada beberapa kali guguran setelah pukul 12.00. Bahkan, sekitar pukul 14.22, Merapi kembali menyemburkan APG dengan jarak luncur 1.500 meter mengarah ke barat daya menuju Sungai Bebeng. Gumpalan awan pun terlihat jelas berada di puncak gunung api ini.

Petugas Pos PGM di Babadan Yulianto menuturkan, sejauh ini kegempaan didominasi oleh gempa guguran. Terkadang diselingi gempa di permukaan. “Setiap kejadian pasti ada informasi yang masuk. Pada 06.00-12.00 tercatat ada enam kejadian,” ujarnya saat ditemui kemarin (12/3).

Secara visual, lanjut dia, Merapi kerap terhalang kabut dan mendung lantaran tertutup abu vulkanik. Sementara ancaman abu vulkanik tergantung arah angin. Tapi untuk Sabtu cenderung mengarah ke barat laut-utara. Hingga menyebabkan hujan abu di 11 kecamatan di Kabupaten Magelang dan tiga kecamatan di Kota Magelang.

Dia menambahkan, setelah pukul 12.00, terpantau ada pergeseran arah angin menuju timur. “Hanya saja kami tidak tahu untuk angin yang di atas, bergerak ke mana. Kalau kemarin (11/3) dominan ke arah barat laut dan utara,” terang Yulianto.

Sementara itu, proses pembersihan abu vulkanik akibat APG Gunung Merapi terus berlangsung. Kali ini ratusan personel gabungan yang terdiri atas unsur polisi, TNI, BPBD, damkar, dan relawan Kabupaten Magelang membersihkan ruas jalan utama. Mulai Desa Babadan hingga Krinjing.

Sepanjang jalan menuju Pos PGM Babadan, abu vulkanik tampak menutup jalan. Saat melintas, pengendara memang harus ekstra hati-hati serta selalu mengenakan masker. Lantaran abu itu memiliki ketebalan satu sentimeter.

Kapolresta Magelang Kombes Pol Ruruh Wicaksono mengatakan, ratusan personel polisi, TNI, BPBD, damkar, dan relawan mulai melakukan pembersihan di Desa Krinjing, Dukun. Lantaran menjadi satu desa yang berdampak besar usai terjadinya hujan abu vulkanik pada Sabtu (11/3) pukul 12.12.

Pembersihan difokuskan di ruas-ruas jalan terlebih dahulu. Terutama yang menjadi akses utama masyarakat. Agar tidak menimbulkan dampak buruk bagi masyarakat, seperti kesehatan. “Kami bersama-sama membantu masyarakat untuk membersihkan abu vulkanik,” terangnya di sela pembersihan.

Dia menjelaskan, telah menyisir kurang lebih sekitar lima kilometer dengan menggunakan mobil watercanon. Abu vulkanik yang menutup jalan disapu dari wilayah atas, sehingga bisa diminimalisasi. Ketika tidak dibersihkan, jalanan menjadi licin dan berbahaya bagi pengguna jalan.

Dengan begitu, masyarakat akan merasa aman saat melintas dan kembali melanjutkan aktivitas. Dia juga mengimbau masyarakat agar selalu berhati-hati dan mengenakan masker. “Alhamdulillah dari (wilayah) atas sudah bersih dan masyarakat mengucapkan terima kasih,” paparnya.

Sekretaris Desa (Sekdes) Krinjing Suharyanto mengaku bersyukur karena telah dibantu dari personel gabungan untuk membersihkan jalan. “Sedikit banyak sudah membantu kami dalam bidang kesehatan. Juga untuk keselamatan masyarakat kami agar tidak khawatir melewati jalan ini,” ungkapnya. (aya/laz)

Jogja Raya